Mohon tunggu...
Kholilul Rohman Ahmad
Kholilul Rohman Ahmad Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Publikasi merdeka dan beradab

Suka menulis, membaca, dan fotografi. Tinggal di Jakarta dari Magelang Jawa Tengah. Menulis menyimpul kata-kata, yang terucap menjadi tertulis, agar indah dan riang gembira.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Holopis Kuntul Baris, Seirama dengan Prinsip Aswaja

6 Februari 2016   11:29 Diperbarui: 6 Februari 2016   12:07 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ketua Umum DPP PKB A Muhaimin Iskandar dalam wall photo. Peserta Mukernas mengabadikan dirinya. "][/caption]Jakarta, JHCC Senayan,- Ketua Umum DPP PKB A Muhaimin Iskandar meminta Kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) terus berjuang membela rakyat tanpa berpikir imbalan. Hanya dengan tekat kuat dan semangat juang serta kerja ikhlas segala persoalan rakyat Indonesia bisa diatasi dengan mudah dan enteng.

"Soal imbalan serahkan kepada Allah subhanahu wa ta'ala," katanya dalam pidato selama 48 menit itu.

Pesan Cak Imin, demikian panggilannya, disampaikan dalam pidato politik Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) di JHCC Balai Sidang Senayan, Jakarta (tadi malam 5/2). Hadir Presiden RI Joko Widodo, Wapres Jusuf Kalla, dan para menteri kabinet kerja. Juga 1.700 kader PKB dari seluruh penjuru Indonesia.

Pesan itu mengandung tekad yang menjadi manifestasi tema acara "holopis kuntul baris, menangkan rakyat dalam persaingan global". Yakni bertekat membela rakyat dengan gotong royong dan rukun guyub. Kata kuncinya, Suci, Rukun Guyub Tata Tentrem

Cendekiawan Muslim M Rikza Chamami mengatakan, makna filosofi holopis kuntul baris adalah seperti wadag burung kuntul berbulu putih yang melambangkan kesucian.

Kaki panjang dan pipih bermakna rela bertapa tidak sombong/gemuk. Hidup di ketinggian (semangat). Saling bergerombol (berorganisasi kuat). Mudah berbaur/bergabung dengan komunitas lain (tidak egois), egaliter. Kesehariannya mencari ikan rela nyemplung air (dekat dengan alam). Suka makan ikan kecil (sabar).

"Pas dengan prinsip-prinsip Ahlussunnah Wal Jama'ah. Ini 'nyambung'," tutur Rikza yang juga Dosen UIN Walisongo, Semarang. (kholilul rohman ahmad)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun