Mohon tunggu...
M. Kholilur Rohman
M. Kholilur Rohman Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Pegiat literasi yang berasal dari Kota Sumenep sekaligus Murabbi Ma'had Sunan Ampel Al-Aly (MSAA) UIN Malang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Memanfaatkan Program Permata Sakti Sebagai Pintu Peluang Mendapatkan Pekerjaan

30 Mei 2023   16:41 Diperbarui: 30 Mei 2023   16:45 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Program Pertukaran Mahasiswa Tanah Air Nusantara Sistem Alih Kredit dengan Teknologi Informasi (PERMATA SAKTI) adalah angin segar bagi mahasiswa yang berhasil mengikutinya. Pasalnya, mahasiswa yang mengikuti program tersebut diprediksikan akan terhindar dari masa depan yang sulit, status pengangguran, kesulitan finansial, ataupun sejenisnya. Mengingat program jebolan dari konsep "Merdeka Belajar" ini mengusung prinsip kemandirian, kreativitas, dan hak melaksanakan pembelajaran lintas perguruan tinggi secara sistematis sebagai pintu pertama terbukanya peluang mendapatkan pekerjaan di masa depan.

Sebagai buah dari konsep merdeka belajar, tentu perlu kita ketahui definisi dari merdeka belajar itu sendiri. Dalam hal ini, merdeka belajar adalah kemerdekaan berpikir di mana esensi kemerdekaan berpikir ini harus ada di guru terlebih dahulu. Tanpa terjadi di guru, tidak mungkin bisa terjadi di murid. Hal ini disampaikan oleh anggota DPD/ MPR RI 2019-2024, Prof. Dr. Hj. Sylviana Murni, SH, M.Si dalam Seminar Nasional "Merdeka Belajar: Dalam Mencapai Indonesia Maju 2045" yang diselenggarakan di Universitas Negeri Jakarta, pada tanggal 10 Maret 2020.[1]

 

Prinsip yang dibangun dari konsep merdeka belajar ialah mengubah paradigma pendidikan agar menjadi lebih otonom dengan kultur pembelajaran yang inovatif. Tentunya, hal ini bertujuan mendorong proses pembelajaran di perguruan tinggi agar semakin fleksibel dan menyenangkan. Sehingga, proses belajar mahasiswa tidak berjalan kaku, terkurung, ataupun monoton sebagaimana yang sering dijumpai di setiap perguruan tinggi. Semua ini adalah bentuk perayaan Semarak Merdeka Belajar.

 

Selaras dengan penjelasan di atas, mengutip perkataan Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) dalam buku "Panduan Merdeka Belajar -- Kampus Merdeka" yang diterbitkan oleh Universitas Ivej pada tahun 2021 kemarin, bahwa "Merdeka belajar memberi kebebasan dan otonomi kepada lembaga pendidikan, dan mereka dari birokratisasi, dosen dibebaskan dari birokrasi yang berbelit serta mahasiswa diberikan kebebasan untuk memilih bidang yang mereka sukai". Hal ini diimplementasikan melalui adanya program PERMATA SAKTI.

 

Pastinya, selain bertukar tempat belajar, berbagi pengalaman, dan merasakan suasana akademik yang berbeda, sistem alih kredit yang diterapkan dalam program PERMATA SAKTI perlu untuk terus dievaluasi secara jujur, transparan, dan berkelanjutan demi menghasilkan dampak positif yang lebih besar ke depannya. Jangan sampai program PERMATA SAKTI hanya dijadikan sebagai ajang liburan atau aktivitas senang-senang belaka tanpa adanya bukti kontribusi positif yang dihasilkan.

 

Adapun beberapa landasan yang menyokong program PERMATA SAKTI diantaranya ialah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi, dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 14 tahun 2014 tentang Kerja sama Perguruan Tinggi.[2]

 

Dengan adanya sistem yang tepat dan landasan yang kuat, maka bukan tidak mungkin jika mahasiswa bisa mendatkan pekerjaan dari hasil proses olah data dan olah langkah melalui program PERMATA SAKTI. Artinya, jangan sampai mahasiswa yang mengikuti program tersebut nantinya malah bingung mencari pekerjaan. Seharusnya, mahasiswa yang mengikuti program tersebut memiliki banyak bahan yang bisa diolah menjadi langkah-langkah strategis setelah menyelesaikan proses perjalanan akademik sebagai mahasiswa. Oleh karena itu, perlu adanya kesadaran penuh akan banyaknya peluang yang bisa dimanfaatkan untuk membuka akses agar mendapatkan pekerjaan. Salah satunya melalui pemberdayaan relasi secara tepat dan berkelanjutan.

 

Berangkat dari narasi dan orientasi di atas, banyak manfaat yang bisa dipetik oleh mahasiswa dalam mengikuti program PERMATA SAKTI. Salah satunya adalah terbukanya relasi baru sebagai pintu pertama mendapatkan pekerjaan. Mengingat mahasiswa yang mengikuti program PERMATA SAKTI akan menemui banyak orang dengan beragam posisi lintas lini. Apalagi program tersebut bekerjasama dengan lembaga-lembaga nasional bahkan internasional yang potensial.

 

Oleh sebab itu, pembangunan relasi berdasarkan komunikasi yang baik dan berkelanjutan mutlak harus dilakukan. Komunikasi tidak hanya dilakukan saat dalam situasi formal atau saat ada butuhnya saja. Namun, komunikasi dalam berbagai konteks dan tujuan bisa ditempuh dengan cara non formal dengan tetap memperhatikan batas kewajaran. Sehingga, relasi baru yang sudah terjaring bisa mau memberikan informasi penting atau membuka ruang-ruang positif baru untuk dimasuki di kemudian hari.

 

Relasi yang dimaksud di atas bisa berasal dari teman sejawat, masyarakat sekitar, para pemangku kebijakan, maupun kalangan-kalangan lain yang berhubungan dengan program PERMATA SAKTI dan berpotensi menghasilkan energi positif, lapangan pekerjaan misalnya. Pastinya, pendekatan dan pemantapan hubungan relasi dengan orang lain tidak bisa dilakukan secara cepat dan serta-merta kuat tanpa proses yang panjang. Proses ini membutuhkan kesabaran, kesadaran, dan kesenian tersendiri untuk membuat relasi baru merasa nyaman, peduli, dan menjadi teman yang saling memberikan manfaat.

 

Menurut salah satu teori, pertemanan merupakan bentuk relasi interpersonal yang bersifat informal. Seseorang tertarik menjalin relasi interpersonal antara lain karena ada kedekatan (proximity), ketertarikan fisik (physical attraction), kesamaan (similarity), dan rasa suka yang timbal balik (reciprocal liking). Melalui empat aspek tersebut, pendayagunaan relasi dalam membentuk struktur strategis dan membuka ruang-ruang positif bisa dimanfaatkan, utamanya dalam mendapatkan pekerjaan.

 

Dari sisi kedekatan (proximity), setiap orang selalu mempunyai alasan atas terjadinya kedekatan dengan orang lain. Misalnya karena faktor kekerabatan, faktor lingkungan kerja, termasuk akibat dari pertemuan di dalam program pertukaran mahasiswa atau yang dalam tulisan ini disebut PERMATA SAKTI. Dan, fenomena ini seringkali terjadi di berbagai tempat dengan beragam motif, tujuan, dan latar belakang yang kadang tak disangka-sangka.

 

Sedangkan di sisi yang lain, ketertarikan fisik (physical attraction) adalah salah satu pintu masuk membangun dan merawat relasi. Laki-laki menyukai perempuan, pun sebaliknya adalah fitrah kemanusiaan. Laki-laki menyukai perempuan karena kulitnya yang kuning langsat, hidungnya mancung, tahi lalat di bagian dagu kanan, dan seterusnya adalah bentuk ketertarikan secara fisik yang juga berpotensi membuka peluang-peluang positif selanjutnya, seperti peluang mendapatkan pekerjaan. Begitu pun ketertarikan seorang perempuan terhadap laki-laki. Tentunya dengan tetap memperhatikan batas norma agama dan negara.

 

Poin ketiga adalah kesamaan (similarity). Dalam hal ini, kesamaan bisa datang dari berbagai arah. Baik kesamaan hobi terhadap olahraga sepak bola, kesamaan selera musik dangdut koplo, kesamaan menu makanan favorit, dan seterusnya. Hal tersebut bisa menjadi bagian dari pendahuluan atau pembukaan membangun relasi yang didapatkan dari program PERMATA SAKTI terhadap siapapun demi terbukanya peluang pekerjaan sebagai ajang mencukupi kebutuhan ekonomi.

 

Sementara yang terakhir adalah rasa suka yang timbal balik (reciprocal liking). Sebagai istilah psikologi, aspek terakhir ini setiap orang mempunyai kecenderungan sendiri yang secara naluri bekerja dengan sendirinya. Hal tersebut membuat setiap orang atau kelompok bisa menyukai atau membenci orang atau kelompok lain dengan atau tanpa alasan. Secara jelas, kita akan merasa senang saat ada orang atau kelompok lain menyukai kita, begitu pun sebaliknya. Fenomena ini sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi perkara wajar yang tak bisa dihindari. Namun, alangkah lebih baik jika tetap setia menunjukkan aura positif di hadapan publik dan menyembunyikan aura negatif terhadap orang lain. tentuya bukan bermaksud untuk munafik, tapi lebih kepada menjaga hubungan baik ke depannya.

 

Pada tahap selanjutnya, program PERMATA SAKTI yang membuahkan banyak relasi dan dimanfaatkan secara maksimal, maka peluang mendapatkan pekerjaan akan terbuka lebar. Peluang mendapatkan pekerjaan yang dimaksud bisa berasal dari banyak arah. Seperti adanya rekomendasi dari orang-orang tertentu yang memiliki power di tingkat pemangku kebijakan suatu lembaga, hadirnya informasi atau saran lanjutan terkait langkah-langkah yang harus diambil, atau bisa juga berbentuk diterima langsung bekerja di suatu instansi atau lembaga berdasarkan hasil penilaian dan persaingan yang ketat.

 

Dengan demikian, kesejahteraan finansial akibat mendapatkan pekerjaan yang layak dari program PERMATA SAKTI dapat terwujud di berbagai tempat. Tak peduli di kawasan desa, kota, ataupun yang lain. Lebih-lebih pekerjaan yang diperoleh oleh mahasiswa yang mengikuti program PERMATA SAKTI bisa relevan dengan jurusan sebelumnya dan bisa dijadikan lahan pengabdian serta pengembangan pengetahuan ke depannya.

 

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat ditarik benang merah bahwa program PERMATA SAKTI adalah kesempatan yang luar biasa untuk dimanfaatkan mahasiswa dalam membuka peluang pekerjaan di masa depan. Tentunya, hal ini harus disokong oleh tiga hal penting. Mulai dari kesadaran penuh dari mahasiswa yang bersangkutan akan potensi yang tersedia, didukung oleh sistem penilaian dan pengawasan perguruan tinggi yang ketat, lalu dituntaskan dengan pendayagunaan relasi yang sudah terjaring untuk membuka peluang mendapatkan pekerjaan di masa depan.

 

Saran penulis, hendaknya program PERMATA SAKTI ini terus dikawal ketat dengan beragam instrumen dan penilaian yang ada guna memantau sejauh mana produktivitas dan efek positif yang dihasilkan. Baik terhadap mahasiswa yang mengikuti program tersebut, lembaga pendidikan yang berkaitan, organisasi pemerintah, maupun masyarakat luas sebagai warga negara yang menjunjung tinggi keadilan dan kesejahteraan. Pastinya, program ini harus terus mengikuti perkembangan zaman dan pertumbuhan teknologi dalam menciptakan sistem atau program lanjutan yang lebih baik untuk pendidikan Indonesia di masa depan.

 

#SemarakMerdekaBelajar

#Hardiknas2023

 

DAFTAR REFERENSI

 

Alfaruqy, Muhammad Zulfa, and S Psi. "Relasi Sosial Milenial," 2010, 42--51.

 

Andi Ilham Makhmud, Dkk. "Panduan Operasional Baku (POB) Pertukaran Mahasiswa Merdeka," 2021, 32. https://kampusmerdeka.kemdikbud.go.id/web/assets/pertukaranMahasiswaMerdeka/assets/POB-Pertukaran-Mahasiswa-Merdeka.pdf.

 

Sherly, Edy Dharma, and Betty Humiras Sihombing. "Merdeka Belajar Di Era Pendidikan 4.0." Merdeka Belajar: Kajian Literatur, 2020, 184--87.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun