Mohon tunggu...
Kholilurrohman HI
Kholilurrohman HI Mohon Tunggu... -

more about me?

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Emansipasi yang Bagaimana?

15 Januari 2011   01:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:35 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ibu kita Kartini putri sejati

Putri Indonesia harum namanya...

Siapa yang tidak mengenal penggalan lagu yang inspiratif diatas. Lagu yang menggambarkan seorang tokoh yang mengusung perjuangan agar adanya kesetaraan gender antara kaum pria dan wanita.Perjuangan yang nantinya diharapkan membawa perubahan kearah kemajuan, khususnya untuk kaum hawa. Agar tidak selamanya para wanita hanya bisa 3 M (masak, macak, manak). Dalam bahasa jawa, yang dimaksud masak adalah bahwa wanita tugasnya hanya didapur, untuk memasak makanan bagi keluarga dan dilarang mencampuri urusan kaum pria, macak, yang berarti wanita hanya bisa berdandan untuk menyenangkan hati pria atau suami, lalu manak, adalah tugas seorang wanita yang dianggapa hanya bisa melahirkan untuk meneruskan keturunan dari sebuah keluarga.

Dialah Kartini, seorang anak dari golongan bangsawan yang berasal dari kota di Jawa Tengah yang terkenal dengan sebutan kota ukir, Jepara. Kartini dengan bukunya Habis Gelap Terbitlah Terang mampu mendobrak tatanan lama yang telah hidup ratusan tahun yang membawa perubahan pada kaum hawa, yaitu adanya kesamaan hak dengan kaum adam. Hak untuk mendapat pendidikan. Itulah kenapa Ibu kita Kartini adalah seorang pahlawan bagi kaum wanita, yang akan selalu harum namanya sampai kapanpun. Dialah tokoh yang membawa perubahan yang sekarang dikenal dengan sebutan Emansipasi Wanita.

Emansipasi Wanita pada Era Sekarang

Emansipasi yang berarti kesetaraan dewasa ini sepertinya sudah salah pengetrapan.Namun itu bukanlah salah seorang Kartini.

Memang sebuah kesetaraan adalah hal yang baik, berdiri sama tinggi, duduk sama rendah. Namun hal ini harus diimbangi dengan konteks capability dan kesadaran bagi pemangku emansipasi. Seorang wanita yang memiliki kemampuan boleh menempati posisi yang memang masuk dalam standar sebuah posisi tersebut. Contohnya sudah banyak di negara kita, kita pernah memiliki seorang presiden wanita, yang benar-benar baru pertama kali dalam sejarah negara kita. Kontroversi memang tidak bisa dihindarkan untuk sebuah hal yang tidak biasa, namun toh sejarah sudah membuktikan bahwa kesetaraan gender telah terwujud dinegara kita. Lalu dimana salahnya emansipasi sekarang ini?

Jika kita berbicara tentang mencari kesalahan, tidak akan ada habisnya. Tidak ada yang salah dengan emansipasi, seperti sebuah politik, bahwa politik itu tidaklah kotor, hanya pelakunya lah yang membuatnya kotor, begitu juga emansipasi yang suci. Emansipasi yang bertujuan mengangkat harkat dan martabat seorang wanita atau perempuan telah ternoda.

Ternoda karena pemahaman yang keliru bisa berakibat sangat fatal. Kesetaraan yang seharusnya dipakai untuk menghargai seorang wanita malah membuat seorang wanita tersebut tak dihargai lagi, hal tersebut terjadi karena emansipasi sekarang ini hanya dijadikan sebagai dalih bagi sebagian wanita, bahkan seorang wanita yang telah mempunyai status mulia, seorang ibu. Dengan dalih emansipasi seorang ibu bisa menelantarkan anak- anaknya untuk pergi keluar rumah dan lebih mementingkan karier dibanding kehidupan keluarganya. Hal itu terkadang didukung dengan alasan ekonomi. Bahkan biasa terjadi, seorang istri yang tidak menurut pada suami karena status ekonomi mereka, apakah itu kesetaraan? Memang tidak mudah untuk menjadi seorang wanita apalagi yang berstatus ibu, tapi itulah kodrat dari sang kuasa Yang akan membuat seorang wanita lebih mulia dari siapapun.

Emansipasi tidak berarti seorang wanita bisa melakukan apa saja, keluar malam misalnya, hal itu tidaklah baik menurut pandangan umum,bahkan sebaik papun tujuan seorang wanita, karena bagaimana pun kita menganut budaya timur, dan seorang wanita adalah sangat tabu jika tidak bisa menjaga tabiat dan perilakunya.

Emansipasi bukan berarti seorang wanita boleh bertindak semaunya, justru sebaliknya. Emansipasi harusnya membuat wanita lebih bisa dihormati dengan menghargai statusnya.Bahkan ada ungkapan, " seorang wanita lebih dekat dengan syurga, tapi lebih dekat lagi dengan neraka."

Emansipasi diperuntukan untuk mereka kaum hawa yang mampu tau diri dan menghargai kaumnya sendiri. Jangan jadikan emansipasi yang suci menjadi kambing hitam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun