Mohon tunggu...
Kholifaturokhma IFA
Kholifaturokhma IFA Mohon Tunggu... -

Pelajar SMA Negeri 2 Wonosobo.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cintaku Tak Memandang Sebelah Mata

27 Maret 2013   15:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:08 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi yang begitu cerah diselimuti udara yang teramat sejuk. Sebuah rumah yang terlihat sangat nyaman itu berkesan damai. Satu keluarga yang hidup didalamnya selalu saling memberikan kebahagiaan satu sama lain. Pagi ini Mama sedang sibuk di dapur menyiapkan sarapan pagi, Papa sibuk menyiapkan diri sebelum berangkat ke kantor. Begitu pula dengan Kak Joe, Nada dan Lena yang menyiapkan sekolahnya. Setelah semuanya siap, keluarga Nada bergegas ke ruang makan untuk sarapan.

“Pagi semuaaaa!!” Sambut Nada sampainya di meja makan.

“Pagi sayang. Cepat makan, keburu habis waktunya” Ucap Mama

“Iya Ma, kakak nanti antar Nada sama Lena kan?”

“Yo’i  ! Tapi aku gak bisa jemput ya..” kata Joe sembari  menyantap makanannya

“Kenapa?” Tanya Lena

“Kak Joe ada acara sama teman-teman”

“Lena bareng Dhika aja yah, Nada belum pasti pulang nanti jadi oergi atau gak sama temen”

“Oke deh” Jawab Lena. Perbincangan panjang itu mengakhiri makan pagi. Kemudian Papa keluar mengendarai mobil sendiri, karena kantor Papa tak sejalur dengan sekolah Nada dan Lena. Kak Joe mengantar Nada dan Lena ke sekolah. Saat ini Nada duduk dibangku kelas 2 SMA dan Lena masih 2 SMP. Sepanjang perjalanan adaaaa saja topik yang mereka bicarakan, tak taunya Lena harus turun karena sudah sampai. Tinggallah Nada dan Joe di dalam mobil.

“Kak…”

“Hmm” Jawab Joe sambil ngemil

“Mau curhat nih”

“(Uhukk)” Joe hanya tersedak

“Loh kenapa kak? Serius nih Nada mau curhat”

“Gak kok, tumben aja masih pagi gini udah mau curhat”

“Heheee”

“Apa?”

“Jadi gini, udah berhari-hari ada cowok yang ngejar-ngejar Nada terus kak, Nada kan risih ngadepinnya, trus cowok itu juga seangkatan sama Nada. Anaknya sih oke, asik, tapi…” Tiba-tiba Nada tersiam sepertin mengingat suatu hal yang pernah ia alami dan tak pernah dilupakan

“Tapi apa?” Heran Joe waktu itu

“Dia itu matre !! Masih mending sih cewek matre, bisa maklum kan kak, lha yang ini cowok matre!! Sumpah deh iuh banget” Kesal Nada

“Hehe, emang gimana dia? Lain kali ajak dia main ke rumah, biar kakak liat dia”

“Hah?? Gak !! Ntar yang ada dia seneng banget dikira Nada cinta juga sama dia sampai diajak main ke rumah. Huh !! gak ah !” Gerutu Nada mengingat wajah cowok yang ia ceritakan.

“Yaudah woles aja dong neng! Dah sampai nih”

“Oke, makasih kakak sayang. Hati-hati ya pulangnya”

“Sip (acungkan jempol): sejalan dengan Kak Joe yang balik ke rumah, Nada melangkahkan kaki menuju kelasnya. Tiba-tiba cowok yang di ceritakan tadi udah nongol. Kebiasaan dia sukanya sok manis tiap hari, tapi apa daya Nada tak pernah menghiraukan semua itu, toh dia gak mau bikin GR Ryan, cowok itu. Setelah bertemu Ryan, Nada lalui hari ini dengan senang hati, pokoknya cuma Ryan yang selalu bikin semangatnya Nada. Walau seperti itu, tapi setiap kali Ryan coba untuk ungkapin perasaan cintanya ke Nada, selalu di tolak. Kematrean Ryan selalu mengurungkan niat Nada untuk menerima cintanya. Hingga saat ini Nada hanya bisa menerima Ryan sebagai teman dekatnya saja.

Hari ini sekolah libur, Ryan mengajak Nada buat hang-out ke Jogja. Seusai menyiapkan semua yang diperlukan, Ryan memasuki mobil Nada. Yaaaah namanya juga matre, demi persahabatanlah Nada meminjam mobil ke Kak Joe buat pergi bareng Ryan. Setelah melewati perjalanan yang cukup jauh dan melelahkan, mereka sampai di sebuah rumah yang elok. Ryan menekan bel dan keluarlah seorang cowok jangkung yang ternyata teman Ryan, namanya Andre.

“Hei sob, kok gak bilang mau kesini?” Sambut Andre tak menduga kedatangan Ryan

“Iya sorry gak sempat kasih kabar”

“No problem, ayo masuk” Ryan dan Nada masuk dan duduk di sofa ruang tamu Andre.

“Bibi, buatin minum ada teman Andre”

“Iya mas” Ucap pembantu Andre dari dapur

“Cewek kamu ya? Nice, perfect” Kata Andre sembari tersenyum

“Eh,, emm… bukan kok, aku teman Ryan” jawab Nada gugup

“Maunya sih dia jadi cewekku, tapi dia belum mau” Bisik Ryan pada Andre

“Haha, oopss, yasudahlah” Andre mengontrol kembali tawanya. Bibi membawakan 3 gelas jus menuju  ruang tamu dan mempersikahkan Ryan dan Nada untuk menikmati cemilan yang ada.

“Ibumu mana?”

“Lagi istirahat di kamar, kecapekan kemarin ada acara keluarga di Jakarta”

“Oh.. kamu gak capek?”

“Nggaklah aku gak ikut, oya kalian ini yang capek, besok kita keliling Jogja buat ngilangin capek, gimana?”

“Good idea!!”

“Yaudah kalian istirahat dulu, ntar di kamar biasa aja kalau mau tidur, sampingnya udah ada 1 kamar lagi, jadi anggap saja rumah sendiri”

“Sip” Karena Ryan dan Nada kecapekan, mereka beristirahat di kamar masing-masing yang sudah disediakan Andre. Ryan dan Andre sudah bersahabat sejak kecil, jadi tak heranlah Ibu Andre menganggap Ryan seperti anak sendiri. Seiring berjalannya waktu, Nada sudah terbiasa denngan keluarga Andre. Semua udah nyambung jadi enak buat cerita ini itu. Begitu pula dengan Ibu Andre yang senang sekali berbincang dengan Nada.

Esok harinya Andre mengajak Ibunya, Ryan dan Nada untuk menikmati setiap tempat yang indah di Jogja. Andre sangat menyayangi Ibunya, jadi ia ajak Ibunya juga untuk menghilangkan penat. Hari ini full mereka berjalan-jalan keliling Jogja. Banyak cerita di hari yang takkan terlupakan ini. Sore harinya mereka pergi ke pantai. Menikmati sunset sambil jalan-jalan bersenda gurau. Semakin senja, semakin dekat dengan Nada. Malam semakin larut, langit bertaburan bintang ditemani hangatnya sang rembulan dan dikelilingi liln-lilin indah menghanyutkan suasana menjadi damai dan romantis. Malam yang begitu sempurna ini memberikan kekuatan untuk Ryan benaar-benar menunujukkan rasa sayangnya kepada Nada dengan melakukan berbagai usaha agar Nada selalu nyaman berada disamping Ryan. Lalu Ryan mengajak Nada untuk duduk di tepi pantai memandangi deburan ombak.

“Nada.. Malam ini indah ya?” Ucap Ryan sambil memandangi muka Nada

“Iya, apalagi bintang sama bulannya” kata Nada mendongak ke langit

“Kamu suka bintang?”

“Suka banget, karena dari bintanglah aku bisa belajar tentang kesetiaan dalam menemani malam dan kegelapan”

“Coba deh lihat ke langit, kamu paling suka bintang yang mana?”

“Itu (nunjuk satu bintang yang paling terang)”

“Kalau boleh, aku mau nunjuk kamu jadi bintang hatiku, kamu mau?”

“Kamu serius?”

“Kamu tau kan gimana aku ngejar kamu selama ini? Apa itu masih kurang buat nunjukkin aku sayang kamu?”

“Fine, itu semua udah cukup” Nada menoleh kea rah Ryan dan tersenyum

“Gimana? Mau kan?”

“Hmm..iya”

“Suer kan? Yeaaahh !! “ Ryan jingkrakan saking senengnya. Nada digendongnya dan dibawa lari di tepi pantai. Dari malam inilah terjalin cinta antara Ryan dan Nad. Hari-hari terakhir di Jogjapun mereka lalui berdua dengan keromantisan. Mereka menghabiskan waktu untuk mencari buah tangan yang akan dibawa pulang. Sebelum mereka pulang, Andre meminta nomer HP Nada, dan Nada memberikannya karena Ryan tak melarangnya. Ryan dan Nada pulang. “Ibu selalu merindukan kedatangan kalian” Itulah ucapan selamat jalan Ibu Andre kepada Ryan dan Nada.

#  #  #

Sampainya Nada dan Ryan di kota tercinta, mereka langsung pergi ke panti asuhan untuk menyantuni anak yatim. Buah tangan yang mereka peroleh dari Jogja dibagikan kepada semua yang ada dip anti. Hasil liburan semakin berarti, tak hanya mereka bahagia karena jadian tetapi mereka lebih bahagia melihat orang yang membutuhkan pertolongan dan hiburan mereka dapat tersenyum ikhlas. Hari-hari ke depan Nada dan Ryan menjalani aktivitas seperti biasa tapi dengan romantis.

Waktu itu Andre pernah meminta nomor Nada, hampir setiap ada waktu Andre menghubungi Nada. Andre selalu bilang kalau Ibunya sangat bangga bisa kenal dan bertemu Nada, karena belum pernah ada cewek yang mampu membuat Ibu senyaman saat ngobrol dengan Nada. Tapi Nada menganggapnya biasa saja. Dari sikap yang biasa inilah membuat Andre semakin dekat dengan Nada. Sikap biasanya Ryan dan Andre sangat terlihat jelas berbeda. Kedewasaan Ryan sangat minim, sedangkan Andre sangat lebih. Andre lebih bisa berhati-hati dalam setiap mengambil keputusan dan lebih bisa menerima keadaan dengan apa adanya, kalau Ryan sering mengada-ada keadaan.

Lambat laun Andre sering mengunjungi Nada karena Ryan lebih sibuk dengan urusan pribadinya. Kini tiap hari Andrelah yang menemani Nada ke sekolah, di rumah bahkan jalan-jalan untuk menghilangkan kegalauan Nada menghadapi Ryan yang semakin tak jelas sekarang dimana. Hingga akhirnya Andre mengajak Nada untuk hang-out ke Magelang. Mereka saling curhat tentang pacar mereka saat ini. Sebelumnya ternyata Andre cowoknya Dewi, tapi Andre nggak pernah nyaman sama Dewi, entah kenapa. Sedangkan dengan Nada yang notabene pacar Ryan, temannya sendiri, Andre lebih nyaman dan nyambung. Akhirnya Andre mencoba ungkapin perasaannya, dan tanpa basa-basi Nada langsung menerima Andre menjadi cowoknya saat ini. Kemudian Nada dan Andre sepakat untuk memutuskan pacar mereka. Nada putus dengan Ryan, dan Andre putus dengan Dewi. Lalu Andre menjalani hubungan baru dengan Nada.

Halang rintang pun menghadang perjalanan cinta Andre dan Nada. Selain perbedaan keyakinan antara mereka, juga karena saat ini Ryan dan Dewi memberontak kecewa dan tak mau menerima keadaan. Cara untuk mendapat Nada kembali telah Ryan lakukan, apapun itu caranya, tapi semua usaha Ryan sia-sia. Nada sudah tak mau tau lagi seberapa besar pengorbanan Rya saat ini karena dia lebih menyesal telah menerima Ryan yang tiba-tiba pergi meninggalkannya begitu saja. Giliran Nada yang udah gak sayang lagi  ke Ryan, malah Ryan kembali mengejar. Dan itu fatal akibatnya Nada tak mau menerima Ryan kembali. Lain halnya dengan Dewi yang lebih memilih diam, termenung bahkan dia tak mampu lagi melakukan apa-apa untuk mendapatkan Andre kembali. Inilah yang lebih membuat Andre agar bisa lebih dewasa dan bijaksana sebagai pacar Nada, karena Andre benar-benar tak mau membuat Nada menyesal karenanya.

Rintanganpun semakin surut. Keadaan menjadi semakin tenang. Andre membawa Nada ke Jogja agar bertemu dengan Ibunya. Walaupun berbeda agama, tak membuat Nada canggung. Bahkan dia harus belajar kebaikan dari Andre. Kepribadian Andre yang bagus dan rapih, membuat Nada semakin yakin dengan pilihan hatinya saat ini. Nada harus kembali ke kotanya untuk menyelesaikan sekolahnya terlebih dahulu.

Meski harus menjalani cinta kasih secara long distance, tapi mereka saling melengkapi dan menjaga hubungan baik-baik walau beda agama. Kesetiaan mereka semakin kuat dengan adanya kepercayaan satu sama lain. Hingga kini Nada telah menyelesaikan pendidikannya di SMA dan akan melanjutkan kuliah. Dengan berbagai pertimbangan, orang tua Nada memilih agar Nada kuliah di Jogja. Perlu diketahui bahwa inilah yang Nada harapkan. Selain untuk menambah ilmu, juga untuk lebih dekat dengan Andre. Andre yang telah mendengar kabar inipun segera menjemput Nada untuk ke Jogja.

“Nak Andre, tante titip Nada yaa…” Ucap Mama pada Andre

“Iya tante, sekalian biar Ibu nanti ada yang nemenin”

“Oh iya, Nada nanti kalau sudah di rumah Andre, jangan bikin repot mlulu…”

“Iiiiihhh Mamaaaaa.. Nada kan udah gede, jelas dong gak bakal bikin repot, pokoknya Nada mau bikin tante Cris bahagia dan nyaman saat Nada disana.”

“baguslah itu” Mama terihat senyum bangga

“Yaudah Ma, Nada berangkat dulu”

“Hati-hati sayaaaaang”

“Oke Ma” Nada dan Andre pun pergi ke Jogja.

# # #

Waktu telah menunjukkan pukul 4 sore. Nada telah sampai di rumah Andre. Kedatangan mereka di sambut dengan rona kebahagiaan dari Ibu Andre.

“Selamat sore tante”

“Nada???” Tante Cris teriak bahagia

“Iya tante, boleh kan Nada menemani tante? Sekalian Nada mau kuliah di Jogja”

“Dengan senang hatin nak” Tante Cris tersenyum. Selanjutnya Nada diantar ke kamar yang sudah disiapkan dan ia beristirahat.

Malam harinya tante Cris menyiapkan menu dinner yang special untuk Nada. Dan mereka dinner dengan lebih berbeda, karena Nada notabene sudah menjadi pacar Andre. Nada bercerita banyak tentang keluarganya. Tante Cris sangat tertarik dengan perbincangan dengan Nada malam ini.

Hari-hari yang Andre lalui semakin berarti dengan adamnnya Nada didekatnya. Andre dan Nada saling menghargai perbedaan agama mereka. Setiap masuk waktu sholat, Andre mengingatkan dan member waktu pada Nada agar melaksanakan sholat terlebih dahulu. Kadang saat Nada menyantuni anak yatimpun Andre ikut membantunya. Begitu sebaliknya, Nada juga memberikan waktu untuk Andre pergi ke gereja untuk melakukan sembahyang.

Saat ini Andre dan Nada kuliah di tempat yang sama. Mereka semakin dekat. Dengan saling menghormati, setia dan saling mengertilah mereka tak pernah ada masalah. Tiap kali ada yang berbeda segera dibicarakan dengan baik-baik. Akhirnya Nada bisa hidup bahagia bersama keluarga Andre dan kisah cinta mereka semakin terjalin erat.

# # #

SELESAI

Created By:

KHOLIFATUROKHMA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun