Mohon tunggu...
Kholifatunnisa Assholihah
Kholifatunnisa Assholihah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya menyukai membaca buku, berolahraga, memasak, berjalan jalan ke tempat baru, dan sangat menyukai. menonton film film

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Pengkajian Efektivitas Teori dalam Psikologi Melalui Kuesioner

19 Desember 2024   18:18 Diperbarui: 19 Desember 2024   18:18 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Dalam kesempatan kali saya mendapatkan tugas observasi mata kuliah Psikologi Pendidikan melalui kuesioner, dari dosen saya: ibu Maolidah M.Psi. Observasi yang dilakukan pada salah satu murid di SMA Triguna Utama Syarif Hidayatullah Jakarta yang duduk di kelas X, yang bernama Ghea Khanza Naila.

Hasil observasi yang saya dapatkan melalui kuesioner, akan dikaitkan denagan teori Hurlock. Teori Hurlock mengacu pada konsep perkembangan manusia yang dikemukakan oleh Elizabeth B. Hurlock, seorang psikolog dan pakar perkembangan manusia. Hurlock mengembangkan teori yang berfokus pada tahapan-tahapan perkembangan manusia sepanjang rentang hidup, dari bayi hingga usia lanjut. Beberapa point utama dalam teori Hurlock mencangkup:

* Tahapan perkembangan

Hurlock menekankan berbagai aspek yang berperan dalam perkembangan manusia, antara lain fisik, emosional, sosial, dan intelektual. Semua aspek ini berkembang secara berkesinambungan dan saling mempengaruhi. Hurlock mengidentifikasi bahwa manusia berkembang melalui beberapa tahapan sepanjang hidupnya. Ini meliputi:

1. Bayi (0-2 tahun): Pada tahap ini, perkembangan fisik sangat dominan, seperti pertumbuhan fisik dan perkembangan motorik,

2. Anak-anak (2-6 tahun): Perkembangan kognitif dan sosial semakin terlihat pada usia ini, dengan anak-anak mulai mengembangkan bahasa dan kemampuan berinteraksi dengan orang lain.

3. Usia Sekolah (6-12 tahun): Anak-anak mulai mengembangkan keterampilan akademik, dan hubungan sosial dengan teman sebaya menjadi sangat penting.

 4. Remaja (12-18 tahun): Pada masa ini, individu mengalami perubahan besar dalam aspek fisik, emosional, dan kognitif. Pencarian identitas diri menjadi fokus utama.

5. Dewasa (18-60 tahun): Tahap ini melibatkan pencapaian karier, pembentukan keluarga, dan keterlibatan dalam masyarakat.

6. Usia Lanjut (60 tahun ke atas): Fokus pada refleksi kehidupan, pencapaian, dan pengelolaan usia tua.

Ghea (murid SMA kelas X) yang lahir pada february 2008, yang berarti saat ini berusia 16 thn. Kesimpulannya Ghea sedang berada di fase remaja, yang meliputi perkembangan menuju fase dewasa.

* Aspek Perkembangan

Hurlock menekankan berbagai aspek yang berperan dalam perkembangan manusia, antara lain fisik, emosional, sosial, dan intelektual. Semua aspek ini berkembang secara berkesinambungan dan saling mempengaruhi. Cara Ghea memandang keberhasilan, membuatnya memandang diri sebagai seseorang yang hebat, dan seseorang yang sudah bekerja keras. Sebaliknya kalau dia mengalami kegagalan, selalu merasa bahwa dirinya cuma kurang berusaha aja, kurang memaksimalkan potensi yang dia punya.

Cara Ghea lakukan unntuk menjaga pandangan positif tentang diri Anda, terutama ketika menghadapi kritik atau tantangan. Ghea jarang memperdulikan tentang pandangan orang lain. Tidak peduli mereka mau lihat dirinya bagaimana, cukup jadi diri sendiri. Menurut Ghea itu cara menjaga pandangan orang, jadi diri sendiri. Tapi, kalau dirinya di kritik karena sikap, Ghea seneng banget, karena bisa mengevaluasi diri jadi lebih baik.

Faktor yang mempengaruhi Ghea merasa tidak percaya diri atau merendahkan dirinya sendiri. Menurutnya itu bisa dari dalam diri dan dari luar diri. Ada orang yang tidak percaya diri karena selalu berpikir rendah tetang dirinya, tapi hal ini juga bisa terjadi kalau itu merupakan tekanan dari luar. Beberapa masyarakat kita saat ini masih mempunyai mental pembully, sibuk mengomentari seseorang tanpa tau kenyataannya. Sifat-sifat dari masyarakat juga bisa membuat kita tidak percaya diri. Ghea pernah mengalaminya, dulu saat pertama kali dirinya sadar gemuk, itu karena orang-orang di sekitar yang selalu bilang kalau dirinya gemuk. Awalnya Ghea merasa sedih, bahkan aku mencoba diet yang tidak sehat. Tapi sekarang Ghea ga terlalu peduli, dirinya mencoba diet yang pelan tapi pasti, dan menganggap omongan itu adalah bentuk kepedulian (tapi kayaknya memang karena mereka peduli).

* Pengaruh Lingkungan

Hurlock juga mengakui pentingnya lingkungan dalam membentuk perkembangan individu. Keluarga, teman, dan faktor sosial lainnya berperan besar dalam perkembangan anak maupun orang dewasa.

Ghea merasa mempunya banyak dukungan positif dari keluarga, teman, atau lingkungan sekitar membantunya merasa lebih percaya diri dan menghargai diri sendiri. Karena dirinya merasa jika melakukan sesuatu yang di dukung oleh mereka, berarti mereka percaya denganku. Dan kalau mereka yang orang luar bisa mempercayainya, kenapa dirinya yang paling paham diri sendiri, malah tidak percaya? Tentu saja harus percaya diri.

Cara Ghea menghadapi pengaruh kritik atau perlakuan negatif dari orang-orang di sekitar. Menurutnya, jika kita mendapat kritik dan perlakuan negatif, kita akan cenderung mencari kesalahan atau perbedaan diri kita. Dan karena itu kita akan memandang diri kita rendah dan berbeda dengar orang lain. Rasa tidak percaya diri ini juga membuat kita berpikir bahwa semua orang melihat kita dengan cara yang sama, padahal tidak lho.

Cara Ghea untuk memenuhi harapan orang lain (misal orang tua), dan bagaimana hal itu memengaruhi pandangan Anda terhadap diri sendiri. Ghea pernah merasa tidak mampu, saat itu dirinya sedang ketakutan akan nilai, dirinya pun jadi gelisah, dan tidak tenang.

begitupun saat melakukan sesuatu yang memiliki menang dan kalah. Ghea takut kalah. Tapi ya setelah hasilnya keluar aku hanya mencoba sabar, dan manganggap bahwa dirinya sudah bekerja keras, dan ini hasil yang didapat. Ghea tidak berpikir ada yang berubah dari dirinya, karena dirinya sering kalah, jadi kayaknya terbiasa.

* Perkembangan Sosial dan Emosional

Hurlock berfokus pada bagaimana individu membentuk hubungan sosial, emosi, serta identitas diri melalui interaksi dengan orang lain, terutama dalam konteks keluarga dan teman. Ghea sendiri jarang memperdulikan tentang pandangan orang lain. Tidak peduli mereka mau melihatnya bagaimana, cukup jadi dirinya sendiri. Menurutnya itu cara aku menjaga pandangan orang, jadi diri sendiri. Tapi, kalau dirinya di kritik karena sikapnya. Ghea pun seneng banget, karena bisa mengevaluasi diri jadi lebih baik.

Cara Ghea menyelesaikan konflik tanpa membiarkan emosi, seperti amarah, menguasai diri Anda secara berlebihan. Setiap ada masalah dirinya selalu jujur. Ini salah satu yang membuatnya bangga dengan diri sendiri! Ghea selalu jujur tentang perasaannya. Semisal ada masalah dengan teman, orang tua, atau saudara, dirinya selalu bilang kalau Ghea tidak suka hal seperti itu, atau tentang apa yang membuat dirinya marah. Menurutnya orang di sekitarnya juga mendukung untuk membuat dirinya berani mengatakan hal hal ini, karena mereka menerima dengan lapang dada.

Hal yang baginya adalah kekuatannya aku orangnya berani, percaya diri, jago komunikasi dan punya jiwa pemimpin. Hal-hal itu benar benar menjadi kekuatannya untuk berkembang di masyarakat sosial yang seperti sekarang. Sementara, untuk kelemahannya adalah, meskipun dirinya jago berkomunikasi terkadang aku mengeluarkan hal-hal yang seharusnya tidak, dan berujung menyakiti perasaan seseorang. Ghea sadar akan hal itu dan mencoba memperbaikinya. Sejauh ini dirinya puas dan menerimanya banget, aku bisa punya banyak teman, deket dengan keluarga, dan ga bergantung pada orang lain.

Cara yang biasanya dirasakan atau pikirkan ketika menghadapi kegagalan atau situasi yang sulit. Kalau dirinya gagal atau memiliki situasi yang sulit, Ghea akan menangis sekencang kencangnya, membiarkan kesedihan itu keluar semua, karena sedih itu wajar. Kemudian dirinya akan kembali mencoba (tidak dalam waktu dekat). Awalnya aku pasti sedih dan kecewa sama dirinya, merasa bahwa kemampuan aku itu terbatas, tapi setelahnya Ghea selalu sadar bahwa orang lain bekerja lebih kerasa, jadi aku juga harus bekerja lebih keras.

Hasil daripada keseimpulan tersebut adalah bahwa Ghea yng berusia 16 thn, seorang remaja mengalami peralihan dari ketergantungan pada orang tua menuju kemandirian lebih besar, serta mengalami perkembangan fisik, kognitif, dan emosional yang signifikan. Dirinya juga terlibat dalam pencarian identitas diri, serta beradaptasi dengan pengaruh sosial dan budaya yang ada di sekitar mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun