Karya sastra merupakan karya imajinasi pengarang sehingga bukan hanya pengarangnya tetapi penikmatnya pun akan memiliki daya imajinasi yang tinggi pada saat membaca atau mendengarkan. Karya sastra sebagai karya kreatif diciptakan selain untuk memberikan hiburan dan kesenangan juga menjadi sarana penanaman nilai, yaitu sifat-sifat atau hal-hal yang penting dan berguna bagi kemanusiaan (Mersytha, 2021).
Karya sastra juga menjadi wadah penampung imajinasi pengarang sehinga menghasilkan suatu karya tulis yang bernilai sastra dan dapat dinikmati oleh penikmat sastra. Karya sastra terdiri dari beberapa bentuk yaitu puisi, prosa dan drama. Puisi adalah suatu bentuk karya sastra yang disajikan dalam bentuk bahasa yang singkat dan padat isinya.Â
Prosa adalah suatu jenis karya sastra yang didalamnya terdapat tulisan-tulisan yang bebas atau tidak terikat dengan aturan-aturan seperti puisi. Prosa adalah karangan dalam bentuk bebas yang fiktif dan imajinatif. Drama adalah jenis karya sastra yang menggambarkan kehidupan manusia yang dilakukan dengan gerak tubuh dan bahasa yang digunakan dalam drama bebas.
Salah satu karya sastra prosa yang sangat diminati masyarakat sampai sekarang yaitu novel. Novel merupakan cerita fiksi yang memiliki perbedaan dengan karya sastra lainnya. Hal tersebut dikarenakan novel tidak dapat dibaca diselesaikan sekali duduk. Artinya seorang pembaca memerlukan waktu lebih lama untuk menyelesaikan novel tersebut.Â
Selain itu novel dibandingkan dengan cerita fiksi lainnya, novel lebih memberikan kesan meluas dan mendetail (Nurmawati, 2018). Jadi novel bisa dikatakan suatu karya fiksi yang memiliki daya tarik untuk para pembaca, dan membuat novel disukai berbagai kalangan. Perbedaan novel dengan karya sastra lainnya juga dapat dilihat dari pengutaraan, jenis pemilihan karangan, isi sebagai pusat makna, sifat serta struktur yang memuat unsur pembangun.Â
Dalam sebuah novel terdapat unsur pembangunya yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Kedua unsur ini tidak dapat dipisahkan karena merupakan satu kesatuan. Salah satu unsur intrinsik yang sangat berpengaruh dalam novel ialah tema. Dengan adanya tema dalam suatu novel akan menambah keestetisan dari novel tersebut.
Novel "Selamat Tinggal" karya Tere Liye sekilas menceritakan seorang anak yang bernama Sintang, dari keluarga sederhana di pulau Sumatera yang diterima di kampus ternama di Indonesia. Sintong juga seorang penjaga toko buku bajakan, dan mendapat gelar mahasiswa abadi. Dia sudah di ambang batas masa studi dan bolak-balik bertemu dekan untuk meminta perpanjangan waktu mengerjakan tugas akhir. Hingga pada akhirnya dia berhasil menyelesaikan tugas akhir itu dan mendapatkan beasiswa melanjutkan studi ke negeri kincir angin, Belanda.
Novel "Selamat Tinggal" karya Tere Liye menggangkat tema yang jarang dibahas oleh penulis lain, yaitu tentang pembajakan atau plagiarisme. Dalam novel ini, Tere Liye dengan cermat menyoroti masalah tersebut. Buku ini telah menjadi salah satu buku terlarisnya yang dikenal oleh jutaan orang di Indonesia. Novel "Selamat Tinggal" tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan sindiran kepada para pembajak, pembaca buku ilegal, atau ebook ilegal.
Para pedagang serta para konsumen benda bajakan ialah pencuri besar serta penghalang perekonomian para pengarang serta kreator produk original, Sebab pemasaran produk yang bajakan amat laris di warga di bandingkan dengan produk yang original. Di dalam novel ini dipaparkan mengenai kasus novel bajakan semacam beli novel bajakan tetapi memohon kuitansi harga novel original yang berarti menolong orang lain penggelapan pula
Dalam buku Burhan Nurgiyantoro yang berjudul Teori Pengkajian Fiksi, terdapat unsur-unsur pembangun novel yang terdiri dari plot (alur), tema, penokohan, sudut pandang, stile (bahasa) dan pesan moral. Tulisan ini akan membahas mengenai latar berupa catatan tema yang terkandung dalam novel Selamat Tinggal, sebagai berikut:
- Pembajakan dan Plagiarisme
Tema utama yang diangkat dalam novel ini adalah pembajakan dan plagiarisme. Tere Liye membawa pembaca untuk merenungkan tentang masalah ini yang sering terjadi di masyarakat dan dunia penulisan. Melalui kisahnya, ia menggambarkan dampak negatif dari tindakan tersebut dan memberikan sudut pandang yang dalam.
- Ketidaksempurnaan Manusia
Kisah dalam Novel ini menyoroti ketidaksempurnaan manusia. Manusia sering melakukan kesalahan, bahkan tindakan jahat yang dapat melukai orang lain. Karakter-karakter dalam cerita mengalami konflik, kegagalan, dan kesalahan yang menggambarkan sisi gelap kehidupan. Hal ini membuat pembaca terhubung dengan realitas bahwa manusia tidaklah sempurna.
- Perubahan dan Pertobatan
Tema perubahan dan pertobatan juga hadir dalam novel ini. Tere Liye menyampaikan pesan bahwa keberuntungan bisa datang bagi siapa pun yang mau berubah menjadi lebih baik. Melalui konflik dan perkembangan karakter, pembaca diajak untuk memahami pentingnya pertobatan dan transformasi pribadi.
- Kendali Taqdir
Seiring dengan kehidupan yang tak selalu sesuai rencana, novel ini juga mengangkat tema kendali takdir. Manusia bisa membuat rencana, namun akhirnya Sang Pemilik Kehidupanlah yang menentukan segalanya. Hal ini memberikan pesan tentang menerima kenyataan dan berserah diri pada takdir yang telah ditentukan.
- Perjuangan Cinta
Kehidupan sehari-hari membuat manusia sebagai makhluk sosial membuat adanya interaksi satu sama lain, menumbuhkan benih-benih rasa kasih sayang, suka, perhatian, peka terhadap sesuatu yang menjadi satu dinamakan cinta. Dari novel ini terdapat penggambaran cinta tokoh sintong kepada perempuan bernama mawar, sekaligus teman sma-nya. Walaupun sempat terpisah jarak, waktu, hingga mawar menjadi seorang janda. Rasa suka Sintong tidak pudar dimakan waktu, rasa itu masih ada ditempat yang sama, hanya untuk mawar.
- Berbalas budi
Seiring berjalannya waktu Sintong merasa, bahwa berdagang took buku bajkan bukanlah hal yang baik, dengan persaan yang hadir tersebut membuat Sintong akhirnya memutuskan untuk berhenti bekerja sebagi toko buku bajakan milik paman dengan berat hati. Karena pamannya yang membantu membiayai kuliah Sintong dengan imbalan menjaga toko buku-nya.
- Mengejar Mimpi
Dengan terlambatnya Sintong lulus dari kuliah S1, bukan berarti ia gagal. Jalan setiap orang berbeda-beda, ga semua orang mempunyai jalan yang mulus atas impian yang sedang dikejarnya. Penuh semangat tinggi ketika Sintong menyelesaikan siding skipsinya. Hingga akhirnya ia mendapatkan beasiswa di Negara Belanda. Mengejar mimpi itu tidak mengenal umur, akan tetapi bagi siapa yang mau terus berusaha berjuang dan semaksimal mungkin ia akan mendapatkan mimpi tersbut.
- Teruslah Berbuat Baik
Dari novel ini kita mengetahui bahwa berbuat baik ga harus melakukan hal-hal yang baik saja, akan tetapi dengan menghindari perbuatan jahat atau yang dapat merugikan orang lain termasuk dalam berbuat baik. Sebagai contoh: Ketika Sintong menemukan penulis hingga keluarganya yang tidak mendapatkan hasil dari buku yang ditulisnya akibat terjadinya banyaknya buku yang dicetak palsu atau tidak secara resmi, Sintong belum bisa membantu banyak penulis dan keluarganya tersebut untuk mendapatkan hak-hak tulisannya, akan tetapi slaah satu cara yang ia lakukan adalah menhindari membeli buku bajakan dan berhenti dari menjaga toko buku bajakan milik pamannya
- Percaya Diri
Dalam novel ini memberikan gambaran untuk manusia agar tetap percaya diri atas kehidupan dengan taqdir yangs edang dijalani, karena dengan tampil percaya diri membuat hidup lebih mudah, jangan pernah merasa kecil selagi kita hidup tidak merugikan orang lain.
Melalui Tema tersebut, Tere Liye menghadirkan cerita yang menginspirasi, memberikan pelajaran moral, dan mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kehidupan dan tindakan yang dilakukan dalam perjalanan hidup.
Mari tutup masa lalu yang kelam, mari membuka halaman yang baru. Jangan ragu-ragu. Jangan cemas. Tinggalkan kebodohan dan ketidakpedulian. "Selamat tinggal" suka berbohong, "Selamat Tinggal" kecurangan, "Selamat Tinggal" sifat-sifat buruk lainnya. Novel ini memeberiakn pelajaran yang amat dalam tentang kehidupan, bahwa hidup ini bukan hanya tentang kita akan tetapi tentang memberikan manfaat kepada orang lain, menebarkan kebaikan, saling mengingatkan satu sama lain, Â serta meninggalakan hal-hal yang dapat merugikan orang lain. Novel ini juga mengajak kita untuk menjadi lebih baik lagi kedepannya, melihat masa depan dengan kepala tegak. Mengikhlaskan apa yng terjaid id masa lalu, meninggal semua perbuatan buruk, dan jangan ragu untuk bangkigt dari keterpurukan.
Daftar Pusaka
- Nurgiantoro, Burhan. (2018). Teori Prngkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Pers.
- Liye, Tere. (2020). Selamat Tinggal. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
- Mersytha, N. C. (2021). Gaya Bahasa Dalam Novel Otw Nikah Karya Asma Nadia. DIKSATRASIA, 5(1).
- Nurmawati. (2018). Analisis Konflik Batin Tokoh Utama dalam Novel Hujan karya Tere Liye (Pendekatan Psikologi Sastra): skripsi.
- Cut Nyak Dhien, Sayni Nasrah , Emilda. (2022). Analisis Nilai-Nilai Edukatif dalam Novel Selamat Tinggal Tere LIye. KANDE: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
- Elok Farihah, Raras Hafiidha Sari. (2022). Analisis Nilai Moral Perjuangan Tokoh Sintong Merdeka dari Buku Bajakan dalam Novel Selamat Tinggal karya Tere Liye (Pendekatan Pragmatik)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H