Kembangkuning, 13/8/2024 -- Penuhi luaran KKN terkait video profil desa, mahasiswa UNNES GIAT 9 menyoroti peninggalan sejarah berupa candi Hindu yang ada di desa Desa Kembangkuning, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang.
Selama kurang dari dua bulan mengabdi di Desa Kembangkuning, mahasiswa UNNES GIAT 9 tidak hanya menjalankan program kerja baik wajib maupun individu namun juga dibebani beberapa luaran program KKN ini. Salah satu luaran yang perlu dipenuhi adalah video profil UMKM/Home Industry/Potensi Desa.
Luaran tersebut diusulkan oleh tim Pusat Pengembangan Kuliah Kerja Nyata LPPM UNNES untuk mahasiswa KKN penuhi pada akhir pengabdian masyarakat. Pada bagian potensi desa, penanggung jawab luaran memilih Candi Selogriyo sebagai potensi yang akan ditampilkan pada video. Video ini kemudian akan diunggah di akun YouTube kelompok UNNES GIAT 9 Desa Kembangkuning.
"Candi ini merupakan tempat peninggalan bersejarah dari masa Hindu di desa ini, selain itu juga sudah cukup terkenal di kalangan turis lokal maupun asing," terang Salsa sebagai salah satu penanggung jawab luaran ini.
Video yang dibuat juga memiliki tujuan agar peninggalan sejarah agama Hindu di desa ini lebih dikenal masyarakat indonesia. Seperti tagline yang diusung oleh KKN UNNES yaitu "bersama UNNES GIAT, membangun Indonesia dari Desa," diharapkan pembuatan video ini dapat bermanfaat untuk pengembangan pariwisata Desa Kembangkuning.
Proses pengambilan video potensi desa meliputi beberapa bagian. Penanggung jawab selain memperkenalkan candi juga menunjukkan proses atau cara menuju Candi Selogriyo. Bagian pertama merupakan bagian yang sangat penting agar dapat memiliki akses masuk ke dalam candi yaitu melakukan pembelian tiket. Pembelian tiket masuk dapat dilakukan di loket sebelum gerbang masuk kedua pada candi ini. Dalam proses pertama ini, sebisa mungkin penanggung jawab juga menanyakan beberapa pertanyaan yang mungkin dapat dimasukkan dalam video untuk menambah informasi.
Kemudian, jalan menuju candi juga diliput agar dapat memperlihatkan kepada penonton bagaimana kondisi track yang akan mereka lalui jika ingin berkunjung ke candi di desa ini. Selain itu, hal yang paling penting utama dalam pengambilan video ini adalah area candi itu sendiri. Perekaman candi dilakukan, mulai dari keseluruhan candi hingga arca yang ada pada candi. Bagian terakhir yang tak kalah penting juga dilakukan, yaitu melakukan pengambilan video dengan juru pelihara candi untuk mengetahui sejarah singkat dan kemajuan wisata Candi Selogriyo.
Pengambilan video wawancara dengan juru pelihara Candi Selogriyo tidak memakan waktu lama, hanya kurang lebih selama 5 menit. Dalam durasi tersebut beliau menceritakan cukup banyak hal yang berkaitan dengan sejarah singkat serta prospek pengunjung setelah adanya pandemi COVID-19.
"Sebelum pandemi berlangsung, pengunjung sudah stabil namun saat pandemi berlangsung pengunjung mulai menurun karena akses candi yang ditutup juga. Untuk sekarang pengunjung sudah mulai stabil kembali," ucap juru pelihara candi saat ditanya terkait jumlah pengunjung oleh mahasiswa UNNES.
Meskipun pengunjung turun saat pandemi sedang berlangsung, pada hari pengambilan video potensi desa terlihat cukup banyak pengunjung meskipun bukan weekend. Ketika pengambilan video, sebagian besar bahkan hampir semua pengunjung merupakan pengunjung asing. Berdasarkan buku catatan pengunjung yang ada di candi, pengunjung asing banyak yang berasal dari Belanda hingga Prancis.Â
Mulai dari pemilihan potensi desa hingga pengambilan video, semua proses sudah direncanakan dengan cukup matang oleh penanggung jawab sehingga saat pelaksanaan tidak banyak kendala yang terjadi. Pengambilan video juga berakhir dengan waktu yang cukup singkat karena perencanaan yang sudah dilakukan.
Diharapkan dengan adanya video potensi desa yang menampilkan Candi Selogriyo, pengunjung akan semakin meningkat dan dapat memperbaiki beberapa akses jalan yang sudah cukup rusak serta lebih diperhatikan oleh pemerintah. Sehingga dapat membuat pengunjung menjadi lebih nyaman dalam perjalanan menuju area utama candi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H