Mohon tunggu...
Kholifah HS
Kholifah HS Mohon Tunggu... Mahasiswa - UPN Veteran Jakarta

Saya merupakan mahasiswa UPN Veteran Jakarta Saya menyukai topik atau konten favorit saya adalah terkait gaya hidup, musik, dsb.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Badak Bercula Satu Semakin Sedikit, Kehilangan Habitat atau Ulah Manusia?

4 April 2023   22:00 Diperbarui: 4 April 2023   21:57 831
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: National Geographic)

Pada zaman dahulu kala,hutan merupakan habitat asli para hewan yang mungkin sekarang kalian lihat hanya di kebun binatang, taman safari, dsb. Salah satunya adalah habitat hewan bercula satu ini atau  biasa disebut rhinoceros sondaicus.  Badak bercula satu di Indonesia hanya dapat ditemui di ujung kulon. Badak bercula satu merupakan hewan yang sekarang terancam punah, dinyatakan bahwa tersisa 63 ekor untuk populasi badak jawa yang berada di Ujung Kulon.

(Sumber: National Geographic)
(Sumber: National Geographic)

Badak bercula satu atau biasa yang dikenal dengan badak jawa telah mengalami krisis populasi. Keberadaan mereka sebagai hewan yang dijaga pun sepertinya tidak berpengaruh kepada keamanan dan keselamatan mereka sebagai hewan yang dilindungi. Badak bercula satu sering kali menjadi korban dari para kolektor hanya untuk diambil culanya dan dijadikan hiasan mereka. Banyak sekali anak badak yang baru lahir mungkin menitikan air mata ketika melihat induk nya meninggal dunia akibat ditembak secara keji oleh dan dipotong culanya secara keji oleh para pemburu itu. 

Badak Bercula satu yang diambil culanya seringkali juga ditembak mati oleh para pemburu yang tidak mempunyai hati nurani. Krisis populasi badak bercula satu, sering kali dikaitkan bukan hanya tentang kurangnya atau hilangnya habitat asli mereka, tetapi karena tindakan keji para manusia yang membunuh dan menyiksa para hewan, termasuk badak bercula satu. Dilansir dari laman Digital Civility Index (DCI) Microsoft 2020, Indonesia juga menduduki peringkat pertama sebagai penyiksa hewan di Dunia. 

Penyiksaan hewan bukanlah hal yang dibenarkan dalam segi apapun. Menyandang sebagai negara yang memiliki tingkat penyiksaan hewan paling tinggi bukanlah sebuah hal terpuji dan membuat harum nama bangsa Indonesia. Hal ini merupakan hal yang seharusnya diperhatikan baik dari pemerintah maupun kita sebagai seorang manusia yang memiliki hati nurani dan rasa kemanusiaan bahkan kepada hewan sekalipun. Hewan juga memiliki hak mereka untuk dilindungi, salah satu contohnya adalah badak bercula satu ini. 

Hal keji yang telah dilakukan oleh para oknum tidak bertanggung jawab dan tidak memiliki hati nurani ini harus ditindaklanjuti oleh pemerintah dalam rangka melindungi hewan- hewan lainnya yang mungkin juga acap kali mendapatkan kekerasan dan tidak mendapatkan hak mereka sebagai hewan yang layak untuk dilindungi. Lantas, rusaknya ekosistem pada hewan seperti badak bercula satu dan hewan lainnya, murni hanya karena kehilangan habitat mereka atau adanya campur tangan manusia yang keji dan tidak punya hati nurani? 

Kholifah HS

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun