Mohon tunggu...
Kholid Harras
Kholid Harras Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Pendidikan Indonesia

Pemerhati pendidikan, politik, dan bahasa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menyikapi Rilis OCCRP Jokowi Nominator Koruptor Dunia

1 Januari 2025   20:05 Diperbarui: 1 Januari 2025   20:05 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.democrazy.id/2025/01/profil-occrp-yang-masukkan-jokowi.html

Fakta ini memperlihatkan kontras yang tajam antara narasi domestik yang dibangun selama masa kepemimpinannya dan pandangan global yang menyoroti sisi gelap kepemimpinan Jokowi.. Hal ini menjadi tantangan bagi pemerintahan Prabowo untuk menyeimbangkan narasi keberhasilan pembangunan dengan tanggung jawab memperbaiki reputasi internasional Indonesia.

Tantangan moral lainnya muncul dari dilema akibat "rekayasa politik" menjadikan Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Jokowi, sebagai Wakil Presiden dalam pemerintahan Prabowo. Posisi Gibran sebagai Wapres telah menempatkan pemerintahan Prabowo dalam situasi yang sulit, terutama dalam merespons rilis OCCRP.

Sebagai bagian dari keluarga Jokowi, keterlibatan Gibran dipastikan akan mempersulit upaya pemerintah untuk menyangkal atau mendiskreditkan laporan tersebut tanpa memunculkan persepsi konflik kepentingan. Keadaan ini menciptakan tekanan tambahan bagi Prabowo untuk menjaga keseimbangan antara loyalitas politik dan upaya menjaga integritas pemerintahan.

Secara keseluruhan, rilis OCCRP ini menjadi ujian besar bagi pemerintahan Prabowo Subianto. Di satu sisi, pemerintah harus menghadapi tekanan moral dan politik untuk menangani warisan buruk dari periode sebelumnya. Di sisi lain, pemerintah harus menunjukkan komitmen nyata terhadap pemberantasan korupsi dan transparansi, baik kepada rakyat Indonesia maupun komunitas internasional.

Beban tersebut membutuhkan langkah-langkah strategis dan diplomasi yang bijaksana agar Indonesia dapat memperbaiki citra dan membangun kembali kepercayaan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Masyarakat Indonesia juga memiliki tanggung jawab penting dalam merespons isu ini. Daripada terjebak dalam perdebatan politik yang tidak produktif, fokus utama masyarakat seharusnya diarahkan pada upaya mendorong transparansi dan akuntabilitas di semua lapisan pemerintahan. Kunci untuk mencegah korupsi di masa depan terletak pada kemampuan masyarakat untuk terlibat dalam diskusi kritis, melakukan pengawasan publik, dan berpartisipasi aktif dalam proses demokrasi.

Dengan melakukan Langkah-langkah  transparansi, penegakan hukum yang kuat, serta komitmen terhadap reformasi, pemerintah Prabowo memiliki kesempatan untuk mengubah krisis ini menjadi peluang untuk memperkuat sistem demokrasi dan memperbaiki reputasi Indonesia di tingkat global.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun