Mohon tunggu...
Kholid Harras
Kholid Harras Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Pendidikan Indonesia

Pemerhati pendidikan, politik, dan bahasa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menyikapi Permintaan Maaf Jokowi

4 Oktober 2024   22:24 Diperbarui: 5 Oktober 2024   07:44 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Begitu juga pengesahan Omnibus Law, yang dianggap  mengabaikan hak-hak kaum buruh dan mengancam perlindungan lingkungan, juga menambah deretan kebijakanJokowi  yang tidak pro rakyat.

Kemudian kebijakan  Uang Kuliah Tunggal (UKT) di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yg telah menyebabkan biaya pendidikan semakin mahal, sebagai presiden Jokowi diam seribu basa. Padahal akibat kebijakan ini telah mengakibatkan  akses pendidikan tinggi masyarakat kelas menengah ke bawah, semakin tidak terjangkau.

Ada sejumlah  faktor yang mempengaruhi apakah  rakyat akan  memberikan maaf akan terganjal oleh perasaan  dan rasa ketidakpuasan yang mendalam, harapan yang tidak terpenuhi, serta dampak jangka panjang dari kebijakan-kebijakan yang kini mereka rasakan.

Atas berbagai persoalan tersebut,  meskipun pidato permintaan maaf Jokowi terlihat baik dan tulus dari sudut pandang teori kesantunan, tapi kepercayaan masyarakat terhadap Jokowi sudah terlanjur hancur. Masyarakat juga  semakin kritis terhadap ungkapan-ungkapan Jokowi yang dianggap tidak sejalan dengan tindakan nyata dirinya.

Dengan demikian,  upaya permintaan maaf Jokowi bagi sebagian mereka dianggap  sekadar retorika politik kosong. Atau meminjam istilah Prabowo: hanya “omon-omon” belaka.

Kemudian yang pasti, semua kesalahan yang telah dilakukan oleh Tuan Jokowi akan membawa konsekuensi. Apakah itu? Kita saksikan saja nanti..*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun