Mohon tunggu...
Kholid Harras
Kholid Harras Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Pendidikan Indonesia

Pemerhati pendidikan, politik, dan bahasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Haji Mabrur" itu Sifat, Bukan Gelar

19 Juni 2024   17:05 Diperbarui: 19 Juni 2024   17:48 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
3 Ciri Haji Mabrur Menurut Rasulullah SAW (detik.com) 

Haji mabrur merupakan salah satu cita-cita tertinggi bagi setiap muslim yang menunaikan ibadah haji. Secara bahasa, kata "mabrur" berasal dari bahasa Arab yang berarti "diterima" atau "diridai". 

Oleh karena itu, haji mabrur adalah haji yang pelaksanaannya diterima oleh Allah SWT, membawa berkah dan kebaikan bagi pelakunya. Haji mabrur bukan hanya sekadar gelar bagi orang yang telah menunaikan ibadah haji, tetapi lebih kepada perubahan spiritual dan perilaku yang nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk mencapai derajat haji mabrur, terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi. Pertama, ibadah haji harus diniatkan dengan tulus ikhlas semata-mata karena Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari popularitas. Kedua, ibadah haji harus dilakukan dengan penuh kesadaran, kekhusyukan, dan kerendahan hati. 

Ketiga, selama melaksanakan ibadah haji, seseorang harus menjaga diri dari perbuatan dosa dan maksiat. Keempat, setelah pulang dari haji, seseorang harus mampu memperbaiki akhlak dan perilakunya menjadi lebih baik. Kelima, seseorang menjadi lebih dekat dan taat kepada Allah SWT serta menjalankan agama dengan lebih baik.

Dengan demikian, esensi dari haji mabrur adalah adanya perubahan perilaku dan akhlak yang lebih baik dalam kehidupan sehari-hari setelah menunaikan ibadah haji. 

Seseorang yang telah menunaikan ibadah haji, namun tidak ada perubahan dalam dirinya, maka hajinya tidak dapat disebut sebagai haji mabrur. Oleh karena itu, haji mabrur lebih merujuk kepada sifat yang muncul sebagai hasil dari praktik ibadah haji yang dilakukan dengan keikhlasan dan sesuai dengan syariat.

Terdapat beberapa tanda atau indikasi yang menunjukkan bahwa seseorang telah mencapai derajat haji mabrur. Pertama, meningkatnya kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. 

Orang yang melakukan haji mabrur akan semakin mendekatkan diri kepada Allah, patuh dan taat menjalankan perintah-Nya. Kedua, perubahan akhlak dan perilaku menjadi lebih baik. 

Orang yang melakukan haji mabrur akan berusaha memperbaiki diri, menghindari dosa dan maksiat, serta memiliki akhlak yang mulia. Ketiga, munculnya sifat-sifat terpuji seperti kesabaran, kerendahan hati, kepedulian sosial, dan kemurahan hati. 

Keempat, meningkatnya semangat dalam beribadah dan menjalankan ajaran agama. Kelima, semakin terjaganya hubungan baik dengan sesama manusia. Keenam, adanya rasa syukur, ikhlas, dan ridha terhadap segala ketentuan Allah SWT.

 

Tantangan 

Beberapa tantangan umum yang sering dihadapi dalam mempertahankan sifat-sifat terpuji setelah haji antara lain pengaruh lingkungan dan pergaulan yang kurang baik, lemahnya komitmen dan motivasi diri, rutinitas dan kesibukan sehari-hari, kurangnya dukungan dari keluarga atau lingkungan, timbulnya rasa sombong atau riya' (pamer), serta lupa dan lalai terhadap nikmat Allah. Untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut, diperlukan kesabaran, keteguhan iman, dan usaha yang sungguh-sungguh. 

Dengan bimbingan agama yang kuat, lingkungan yang positif, serta komitmen diri yang konsisten, seseorang dapat melewati tantangan-tantangan tersebut dan tetap mempertahankan sifat-sifat terpuji pasca-haji.

 

Kiat dan Tips Menjaga Komitmen 

Untuk mempertahankan sifat-sifat terpuji yang diperoleh setelah melakukan haji mabrur, ada beberapa saran yang dapat dilakukan. Pertama, memperkuat komitmen dan niat yang tulus kepada Allah SWT. Senantiasa menjaga niat yang ikhlas dalam beribadah dan beramal serta selalu menyadari bahwa segala sesuatu hanya untuk mendapat ridha Allah. 

Kedua, memperbanyak zikir, doa, dan ibadah. Rutin melaksanakan shalat, puasa, membaca Al-Quran, dan ibadah lainnya serta memperbanyak zikir dan doa untuk memohon petunjuk dan kekuatan dari Allah. 

Ketiga, menjaga lingkungan yang positif dengan bergaul dengan orang-orang shalih dan menghindari pergaulan yang negatif. 

Keempat, melakukan muhasabah diri secara berkala untuk mengevaluasi kemajuan dan perkembangan diri serta mengidentifikasi kekurangan dan berusaha memperbaikinya. 

Kelima, berpegang teguh pada ajaran agama dan teladan Rasulullah dengan mempelajari dan mengamalkan ajaran Al-Quran dan Sunnah Nabi serta meneladani sifat-sifat terpuji Rasulullah. 

Keenam, bersabar dan istiqamah dalam menjalankan kebaikan, tidak mudah putus asa ketika menghadapi tantangan dan godaan serta tetap konsisten dalam menjalankan kebaikan.

Dengan menjalankan praktik-praktik ibadah ini secara disiplin dan ikhlas, diharapkan seseorang dapat tetap istiqamah dalam beribadah dan memelihara kebaikan-kebaikan yang telah didapat selama menunaikan ibadah haji. Hal ini akan membawa keberkahan dan kemudahan dalam menjalani kehidupan sehari-hari serta semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun