Belajar Kegigihan dari Wirausahawan Etnis Madura

Etnis Madura, salah satu kelompok etnis yang memiliki keberagaman budaya dan warisan yang kaya, dikenal akan semangatnya dalam berwirausaha. Dari pedagang keliling hingga pengusaha besar, komunitas Madura telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam perekonomian Indonesia dan bahkan di luar negeri. Mari kita telaah lebih dalam tentang kegigihan mereka dalam berwirausaha.

Kewirausahaan telah menjadi bagian integral dari budaya Madura selama berabad-abad. Di pulau kecil yang berbatasan dengan Jawa Timur ini, tradisi berdagang telah mengakar dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan sejak zaman kerajaan-kerajaan kecil di Nusantara, para pedagang Madura telah menjelajahi samudra dan berdagang dengan bangsa-bangsa tetangga.

Koon ada sejumlah faktor yang menjadi pemicu etnis Mandura memiliki jiwa merantau dan enterprener yang tinggi. Salah satu diantaranya akibat kondisi geografis Madura, yang mayoritas terdiri dari lahan kering. 

Keterbatasan sumber daya alam seperti air dan tanah subur telah mendorong mereka untuk mencari peluang di sektor-sektor lain, terutama perdagangan dan jasa. Bukan hanya di wilayahnya tetapi justru merambah ke berbagai pelosok Nsantara, bahan mancanegara.

Semangat berdagang yang kuat merupakan ciri khas dari masyarakat Madura. Mereka rela bekerja keras dan bertahan dalam persaingan yang ketat untuk mencapai kesuksesan. Dengan modal kecil namun semangat yang besar, banyak dari mereka yang akhirnya berhasil menjadi pengusaha-pengusaha sukses.

Etnis Madura juga dikenal karena kemampuannya dalam melakukan diversifikasi usaha. Mereka tidak hanya terpaku pada satu jenis usaha saja, tetapi cenderung untuk mencoba berbagai peluang bisnis yang ada. 

Mulai dari perdagangan keliling, peternakan, pertanian, hingga industri kreatif, kuliner (soto, sate, bebek songkem), serta ritel kelontongan yang buka 24 yang kini ramai diusik oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) Rezim Jokowi,  tetapi etnis Madura seolah tak gentar menjalani semua sektor bisnisnya dengan penuh kepercayaan diri dan dan ketekunan.

Etnis Madura yang merantau ke Saudi Arabia misalnya, mereka telah menunjukkan keuletan dan adaptabilitas mereka dengan menjalani berbagai peran dalam berbagai sektor ekonomi di negara tersebut. 

Mulai dari pekerjaan fisik seperti konstruksi dan pertanian, hingga perdagangan dan jasa. Mereka telah menyesuaikan diri dengan kebutuhan pasar lokal. Banyak dari mereka juga memilih untuk membuka usaha sendiri, mengukir jalan mereka dalam dunia wirausaha di KSA.

Padahal semua tahu berwirausaha di luar negeri bukanlah hal yang mudah, terutama di negara dengan budaya dan regulasi yang berbeda. Namun, etnis Madura menunjukkan keberanian dan ketekunan dalam menghadapi tantangan tersebut. Mereka tidak hanya beradaptasi dengan lingkungan baru, tetapi juga berhasil membangun usaha mereka dari bawah dengan semangat pantang menyerah.

Salah satu kekuatan besar dari komunitas Madura adalah jaringan komunitas yang solid. Mereka sering kali membentuk kelompok-kelompok atau perkumpulan yang saling mendukung dan bertukar informasi serta pengalaman. Hal ini memungkinkan para wirausahawan Madura untuk saling memberikan dukungan dan memperluas jangkauan bisnis mereka.

Kegigihan etnis Madura dalam berwirausaha merupakan contoh nyata dari bagaimana semangat, kerja keras, dan keberanian dapat menghasilkan kesuksesan. Dengan warisan kewirausahaan yang kuat, komunitas Madura terus menginspirasi generasi-generasi berikutnya untuk berani bermimpi dan mengembangkan usaha mereka. 

Melalui semangat ini, mereka tidak hanya mencapai kesuksesan secara individu, tetapi juga turut berperan dalam memajukan perekonomian Indonesia secara keseluruhan.

Apakah Suku Madura sebenarnya bagian dari Suku Jawa yang terpisah? - Quora 

Selain etnis Madura, di negara kita  juga  terdapat beberapa etnis yang juga dikenal memiliki jiwa pedagang yang tinggi dan tangguh. Peran mereka banyak diakui telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam memajukan dunia ekonomi kita. Misalnya etnis Minangkabau,  Batak, Bugis-Makasar,  Minahasa,  Jawa, Peranakan Tionghoa,  dan Arab-Indonesia.

Kepiawaian  kontribusi etnis-etnis  yang memiliki jiwa pedagang yang tinggi tersebut mestinya oleh Kemenkop UKM dikaji secara akademik dengan menggandeng sejumlah FE berbagai universitas. Langkah seperti ini akan lebih bijak dan tepat ketimbang membuat kebijakan-kebijakan yang kontra produktif dan terkesan protektif terhadap usaha-usaha ekonomi yang dimiliki oleh para konglomerat.

Dengan melakukan kajian yang tepat hasilnya tidak hanya akan membantu memahami lebih dalam tentang warisan kewirausahaan dari berbagai etnis, tetapi juga dapat menjadi sumber inspirasi dan pembelajaran bagi seluruh generasi negeri ini mendatang, yakni generasi wirausahawan yang lebih beragam, berwawasan global, dan berdaya saing tinggi.***