Mohon tunggu...
Kholid Harras
Kholid Harras Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Pendidikan Indonesia

Pemerhati pendidikan, politik, dan bahasa

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Peran Bahasa Pertama dalam Membentuk Kepribadian

22 Februari 2024   22:07 Diperbarui: 22 Februari 2024   22:20 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berdasarkan uraian di atas jelaslah bahwa bahasa pertama tidak hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai fondasi utama dalam pembentukan identitas, persepsi, dan kepribadian individu. Bahasa pertama sangat memengaruhi cara individu berpikir, merespons lingkungan, dan berinteraksi dalam masyarakat. Dalam psikolinguistik, bahasa pertama dianggap sebagai bagian yang sangat penting dalam proses kognitif dan sosial manusia.

Indonesia adalah negara yang kaya akan keberagaman bahasa, dengan sekitar 700 bahasa daerah yang tersebar di seluruh kepulauan. Namun, dari jumlah tersebut, diperkirakan sekitar 150-200 bahasa di antaranya sudah terancam punah. Bahasa-bahasa ini menghadapi berbagai tantangan, mulai dari minimnya jumlah penutur, kurangnya dukungan dalam penggunaan sehari-hari, hingga hilangnya minat generasi muda untuk mempelajarinya.

Beberapa bahasa daerah di Indonesia yang terancam punah antara lain bahasa Osing (di daerah Banyuwangi, Jawa Timur). Bahasa Osing terancam punah karena penggunaannya semakin tergeser oleh bahasa Jawa dan bahasa Indonesia. Bahasa Cakchak (bahasa daerah di Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan); Bahasa Lamaholot (di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur);  Bahasa Nga'rang, (bahasa asli di daerah Maluku); Bahasa Mbojo (bahasa yang digunakan di daerah Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur;  bahasa Kedang (bahasa daerah di Pulau Lembata, Nusa Tenggara Timur), bahasa Biak (di Biak, Papua) dan bahasa Kayan (di Kalimantan).  Bahasa-bahasa tersebut menghadapi ancaman punah karena jumlah penuturnya semakin sedikit dan minimnya generasi muda yang mempelajarinya dan akibat penuturnya beralih menggunakan bahasa Indonesia.

Kondisi tersebut tidak boleh dibiarkan. Harus ada upaya sungguh-sungguh pelestarian bahasa-bahasa tersebut secara serius dari berbagai pihak, termasuk dari pemerintah, lembaga pendidikan, masyarakat, dan individu, agar kekayaan linguistik dan budaya Indonesia dapat terus dilestarikan untuk generasi mendatang. Melalui upaya pelestarian bahasa daerah, sebagai bangsa kita  tidak hanya sedang mempertahankan keberagaman budaya Indonesia, tetapi juga membangun rasa kebanggaan akan warisan budaya kita yang sangat kaya.

Langkah ini juga memastikan bahwa generasi mendatang dapat terhubung dengan akar budaya mereka dan terus merawat nilai-nilai luhur yang terkandung dalam bahasa daerah. Termasuk dalam pembentukan persepsi dan kepribadian generasi muda setiap etnis pengguna bahasa daerah tersebut. Selamat memperingati bahasa ibu tahun 2024 ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun