Mohon tunggu...
Kholid Harras
Kholid Harras Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Pendidikan Indonesia

Pemerhati pendidikan, politik, dan bahasa

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Tak Harus Curang untuk Menang

16 Februari 2024   17:34 Diperbarui: 16 Februari 2024   17:37 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam menghadapi tantangan terhadap integritas pemilu, kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga keadilan dan kepercayaan publik. Melalui upaya bersama ini, kita dapat memastikan bahwa suara setiap warga negara dihormati dan bahwa pemilu tetap menjadi tonggak penting dalam menjaga kehidupan demokratis yang sehat.

Apapun alasan dan motifnya, kecurangan dalam pemilu sangat tidak dapat diterima dalam konteks negara  demokrasi. Oleh karenanya, sebagai warga negara kita memiliki tanggung jawab moral untuk menolak segala bentuk kecurangan dan untuk terus tak kenal lelah memperjuangkan pemilu yang adil, berkualitas, sesuai kehendak rakyat.

Prinsip sederhana yang harus dipegang teguh adalah: "Janganlah curang untuk meraih kemenangan". Setiap tindakan kecurangan pasti akan merusak kepercayaan masyarakat terhadap proses demokrasi,  yang pada gilirannya dapat mengancam stabilitas dan legitimasi pemerintahan yang terpilih.

Integritas pemilu adalah ketika seluruh proses pemilu mencerminkan "keinginan para pemilih dan cara mereka memilih", kata Riccardo Chelleri, pejabat pemilu Uni Eropa. Dia mengatakan masyarakat harus bisa mempercayai proses tersebut sehingga mereka mau menggunakan hak pilihnya pada saat pemungutan suara. Pemilu harus dilakukan secara transparan untuk memastikan setiap orang mendapatkan informasi yang mereka perlukan," kata Chelleri, yang bekerja di divisi Demokrasi dan Pengamatan Pemilu di dinas luar negeri Uni Eropa (EEAS).

Integritas pemilu adalah fondasi yang tidak dapat diganggu gugat dari sebuah negara yang demokratis, dan menjaganya merupakan tanggung jawab bersama.  Manakala asyarakat berada di negara yang mengaku menggunakan sistem demokrasi, namun proses Pemilunya selalu dicurangi, cepat atau lambat mereka akan mulai bertanya-tanya: "Apa gunanya memberikan suara atau partisipasi politik jika sistem dan prosesnya tidak pernah mengizinkan kita untuk membuat pilihan sesuai dengan nurani?"***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun