Mohon tunggu...
Kholid Harras
Kholid Harras Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Pendidikan Indonesia

Pemerhati pendidikan, politik, dan bahasa

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Efek Akronim 'AMIN'

23 Desember 2023   11:40 Diperbarui: 23 Desember 2023   11:43 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Masyarakat yang konservatif atau memiliki nilai-nilai agama yang kuat mungkin merasa terhubung dengan pasangan capres yang menggunakan kata AMIN dalam akronimnya, terutama jika kampanye tersebut mempromosikan nilai-nilai yang sejalan dengan keyakinan agama mereka. Sebaliknya, ada kemungkinan bahwa sebagian masyarakat menilai penggunaan kata AMIN sebagai sesuatu yang mengarah pada penyalahgunaan nilai-nilai agama. Jika terdapat persepsi bahwa capres menggunakan unsur keagamaan untuk kepentingan politik semata, hal ini dapat memicu reaksi negatif dari sebagian masyarakat.

Selain itu penggunaan akronim AMIN juga akan senantiasa terkait dengan konteks politik dan sosial. Misalnya isu-isu yang tengah berkembang pada saat kampanye, juga dapat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap kata AMIN.  Keberhasilan pasangan capres dalam menanggapi isu-isu tersebut dapat memperkuat atau melemahkan dukungan masyarakat.

Dengan demikian sikap masyarakat terhadap akronim AMIN sesungguhnya bersifat kompleks dan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor komunikasi, kebijakan yang diusung, dan rekam jejak pasangan  calon dapat menjadi penentu dalam membentuk pandangan masyarakat terhadap kata AMIN sebagai akronim. Oleh karena itu, bagi Timses seteru tidak perlu hingga kebakaran jenggot menyikapinya. Apalagi menjadikannya sebagai bahan candaan. Ingat pepatah bijak yang berbentuk pantun ini:  “Siapa menyebar angin, dia akan menuai badai. Siapa yang menjadikan candaan  akronim Amin,  dia akan terkena akibatnya”. *** 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun