Keempat, jelaskan secara rinci proses pemilu dan atau pilkada, termasuk tahapan-tahapan, peran masyarakat, serta pentingnya partisipasi. Fokus pada aspek-aspek teknis tanpa memberikan preferensi terhadap pihak tertentu. Selain itu sampaikan juga pemahaman tentang pentingnya menjunjung etika pemilu, termasuk larangan terhadap praktek-praktek yang dapat merugikan integritas pemilu. Jelaskan juga pentingnya partisipasi yang adil dan bebas dari pengaruh yang dapat merusak kehidupan demokrasi.
Kelima, dorong siswa atau mahasiswa untuk meningkatkan literasi politik mereka. Ajarkan cara membaca dan menilai informasi politik, memahami kebijakan, serta mengenali manipulasi informasi. Dalam konteks ini para guru dan dosen hendaknya menghindari  memberikan komentar atau tindakan yang bersifat politis di luar ruang kelas. Jaga citra netralitas guru atau dosen pada setiap interaksi dengan siswa atau mahasiswa. Jika memungkinkan, undang tamu atau ahli independen untuk memberikan wawasan tambahan tentang berbagai perspektif politik. Ini dapat memberikan pemahaman yang lebih luas tanpa mengorbankan netralitas.
Pemilu merupakan tonggak demokrasi yang menjadi landasan bagi eksistensi negara dalam menjalankan pemerintahan yang berlandaskan kedaulatan rakyat. Peran guru dan dosen Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki bobot penting sebagai agen pembentukan karakter dan penyebaran pengetahuan di tengah masyarakat. Oleh karena itu, menjaga netralitas guru dan dosen dalam pemilu bukanlah sekadar kewajiban etika dan moral, tetapi juga suatu keharusan untuk memastikan kelangsungan kita dalam berdemokrasi.
Peran serta para guru dan dosen sebagai pendidik dan pembentuk karakter menjadikan netralitas sebagai fondasi penting bagi pendidikan politik yang berintegritas. Dengan tetap netral dan melakukan pendidikan politik, guru dan dosen tidak hanya memastikan keberlanjutan sistem pendidikan yang baik, tetapi juga berkontribusi membantu menciptakan generasi pemilih yang cerdas, kritis, dan berkomitmen pada nilai-nilai demokrasi.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H