Mohon tunggu...
Kholid Farhan
Kholid Farhan Mohon Tunggu... Programmer - baca artikel menarik

blogger - kholidfarhan.id | kholidfarhan.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Perbedaan Reseller dan Dropshipper

4 November 2020   14:07 Diperbarui: 4 November 2020   15:41 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbicara mengenai bisnis online saat ini, pasti kamu pernah mengetahuinya bukan? Ya contoh kecilnya adalah berdagang melalui media sosial. Namun, hanya sedikit orang yang menanyakan apakah dia jual produk sendiri atau jadi reseller ataupun dropshipper? Nah, pada kesempatan kali ini, Saya akan membahas mengenai pengalaman menjadi reseller sekaligus dropsipper.

Yang perlu kamu ketahui, jika kamu bertanya, Mending jadi reseller atau dropshipper? Lebih baik dijalankan perlahan ya. Dua bisnis ini sangat berpotensi memberikan anda banyak peluang bisnis, lho. Walau tanpa modal besar, bahkan tanpa modal.

Reseller atau dropshipper? Mana yang bagus untuk pemula dalam memulai bisnis?

Sebelumnya, kamu harus mengetahui terlebih dahulu tentang apa itu reseller dan dropshipper? Dari dua kategori ini sebenarnya sama. Namun, yang membedakannya hanya dari segi tingkatan dalam bisnisnya saja. 

Perbedaan Reseller dan Dropshipper

Reseller yaitu kamu menjual kembali barang/produk yang dijual dari orang pertama(Supplier/Distributor). Dropshipper yaitu kamu menjual kembali barang/produk yang dijual dari supplier/perusahaan tertentu, yang dijual murah hanya khusus untuk kamu. Jadi, kamu hanya perlu memodifikasi sedemikian rupa barang tersebut, dan layak untuk dijual kembali dengan tampilan yang berbeda, dan harga yang bisa kamu tentukan berdasarkan saingan atau harga pasar.

Reseller yaitu kamu menjual kembali barang/produk yang dijual dari orang pertama(Supplier/Distributor). Dropshipper yaitu kamu menjual kembali barang/produk yang dijual dari supplier/perusahaan tertentu, yang dijual murah hanya khusus untuk kamu.

Jadi, kamu hanya perlu memodifikasi sedemikian rupa barang tersebut, dan layak untuk dijual kembali dengan tampilan yang berbeda, dan harga yang bisa kamu tentukan berdasarkan saingan atau harga pasar.

Mending Reseller atau Dropshipper?

Menurut pengalaman pribadi, saya lebih baik menjadi dropshipper.

Alasan menjadi Dropshipper ketimbang Reseller

Dulu saya pernah mendapatkan tawaran untuk menjadi reseller obat wajah (kecantikan). Namun, setelah saya melihat kompetitor dan penghasilan yang akan saya dapatkan, terbilang ya dibilang kecil atau tidak tergantung dari bagaimana cara kita menjual atau memasarkannya. Yang jadi permasalahannya adalah dia menawarkan produk kecantikan.

Apalagi saya cowok. Kan nggak masalah cowok jual produk cewek? Sekarang banyak kok cowok yang pakai produk untuk wajah(ketampanan). Gini, lho. Jika dikatakan bisa berbisnis kecantikan padahal Saya cowok, pasti bisa jualan.

Masalah pertanyaannya.

Apakah akan cepat laku? Tidak. Ya, jika kamu sudah dipercaya jutaan orang. Nah, dari logikanya saja seharunya bisa kita bayangkan. Jual produk cewek, padahal kamu cowok. Jual jilbab, tapi kamu tidak menggunakan jilbab. Apakah calon konsumen yang kamu tawarkan akan percaya? Apalagi kalau kamu jualan online.

Hm ... Bisa terbayang dong

Keuntungan Jadi Reseller

  1. Tanpa modal besar (opsional).
  2. Tanpa harus membuka toko.
  3. Fleksibel (Offline & Online).
  4. Keuntungan 10% -- 30% dari harga awal.

Keuntungan Jadi Dropshipper

Tanpa modal besar. 

Tanpa harus buka toko. Fleksibel banget.

Produk sudah disediakan oleh supplier.

Keuntungan 30% -- 70% (Dropshipaja.com).

Foto/katalog/desain disediakan.

Dapat banyak materi bisnis (Marketing facebook, Instagram, Toko online/E-commerce, & dll).

Pengalaman. Dan masih banyak lagi, lho. Termasuk bagaimana kita bisa mendapatkan closing yang maksimal.

Sebenarnya, semua usaha bisnis itu baik. Lebih baik lagi jika kita mengoptimalkan secara maksimal, tanpa berlebihan. Berkomitmen tanpa banyak ocehan. Lakukan saja yang terbaik, jangan mudah menyerah. Kenapa orang sukses itu sedikit? Sebab, kebanyakan orang lebih memilih menjadi penonton ketimbang jadi pemain. Semoga bermanfaat, silahkan bagikan artikel ini di media sosial kamu Semoga menginsipirasi.

Sumber: kholidfarhan.id | kholidfarhan.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun