Anak usia dini, dilihat dari rentang usia menurut undang-undang no. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nacional mengatakan bahwa anak usia dini adalah anak yang berusia 0- 6 tahun, sedangkan menurut para ahli anak usia dini adalah anak yang berusia 0-8 tahun. Sunanih, (2017). Usia dini merupakan usia emas atau golden age yaitu masa di mana kemampuan otak untuk menyerap informasi sangat tinggi, apapun informasi yang diberikan akan berdampak kuat bagi anak pada masa kemudian rentang waktu masa golde age, yaitu 0-2 tahun, 0-3 tahun, 0-5 tahun atau 0-8 tahun.(Prasetiawan, 2019). Menurut (Sri Watini,2020) yang dikutip oleh (Rohmawati & Watini, 2022) dalam jurnalnya yang berjudul pemanfaatan TV sekolah sebagai media pembelajaran dan pendidikan karakter anak usia dini yang mengatakan bahwa anak usia dini merupakan masa emas dimana proses tumbuh kembang yang pesat dalam segala aspek hidupan, yaitu aspek kognitif, bahasa, fisik motorik, social emosional, seni, moral, dan agama dan dalam tumbuh kembangnya, mereka membutuhkan dukungan, pendidikan, bimbingan serta keteladanan yang baik dari lingkungannya, mengingat salah satu karakteristik anak adalah masa meniru apa yang dilihat dan didengarnya.
Berdasarkan pernyataan diatas usia dini adalah usia paling tepat bagi seseorang untuk menanamkan karakter yang akan tertanam kuat hingga dewasa sehingga sangat sulit dipengaruhi oleh hal-hal yang tidak sesuai dengan karakter dasarnya.
Masa anak usia dini menurut (Mawarti, 2022) adalah masa yang sangat menentukan kepribadian dasar pada diri seseorang, karena dalam perkembangan anak melibatkan banyak faktor diantaranya perkembangan fisik, perilaku, proses berfikir, emosional, serta moral dan sikapnya, yang dipengaruhi oleh keluarga, lingkungan sekitar serta pendidikan disekolah.
Pendidikan menjadi salah satu alternatif dalam menyelesaikan masalah penurunnya karakter masyarakat. Karakter seseorang akan tertanam kuat jika dimulai sejak usia dini. Jadi pendidikan anak usia dini merupakan pondasi awal dalam membentuk kepribadian, karakter seseorang yang akan berpengaruh terhadap kehidupannya sampai dewasa, hal ini bisa menjadi solusi untuk menjawab permasalahan penurunan kualitas moral di masyarakat.
Terdapat enam bidang pengembangan dalam pendidikan anak usia dini yang perlu diperhatikan. Permendikbud Nomor 146 tahun 2014 Pasal 5 dijelaskan bahwa struktur PAUD yaitu; (1) program pengembangan nilai agama danmoral, (2) program pengembangan fisik-motorik, (3) program pengembangan kognitif, (4) program pengembangan bahasa, (5) program pengembangan sosial-emosional, (6) program pengembangan seni.
Salah satu aspek yang sangat penting untuk ditonjolkan adalah pengembangan kognitif, karena melibatkan kemampuan anak dalam berpikir kritis dan menyelesaikan masalah. Selain itu, anak usia dini juga memiliki dorongan kuat untuk membentuk diri sendiri, yang membuat mereka secara alami berusaha mengembangkan diri melalui pemahaman terhadap lingkungan sekitar. Anak-anak pada usia ini mampu menguasai pengetahuan dasar, keterampilan, dan kreativitas sesuai dengan kebutuhan mereka.
Perkembangan kognitif ialah perubahan saat berpikir atau kemampuan intelektual dan keterampilan fisik. Pada perkembangan kognitif, berpikir kritis itu penting. Ketika anak tertarik pada objek tertentu, kemampuan berpikirnya akan semakin kompleks. Di sisi lain, ketika anak-anak mengalami kebingungan tentang mata pelajaran, perkembangan kognitif anak berlangsung dalam berbagai tahap. Karakteristik ini membantu menjelaskan bagaimana anak-anak memproses informasi, mengingat sesuatu, dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya/ Pendidikan anak usia dini adalah jenjang yang mendahului masuknya pendidikan dasar, yang bertujuan untuk pendidikan bagi anak-anak dari usia lahir sampai tahun keenam kehidupan mereka.
Peningkatan akses pendidikan tinggi yang terbagi dalam pendidikan formal, nonformal, dan informal dirangsang untuk mempertahankan pendidikan tersebut. Otak anak-anak berkembang paling cepat antara usia 0 dan 6 tahun sesuai dengan Novitasari (2017), “karena itu lingkungan harus dapat berfungsi sebagai stimulan yang tepat bagi masa bayi awal”. Anak-anak yang masih kecil belum memiliki kapasitas untuk mewujudkan potensi mereka secara penuh. Pertumbuhan anak usia dini mencakup nilai-nilai moral, agama, keterampilan sosial dan aspek emosional, keterampilan berbahasa, keterampilan fisik dan motorik, serta keterampilan kognitif. Bermain dapat membantu dalam berkembangnya otak anak, sebab bermain adalah dunia mereka dan dunia mereka adalah dengan bermain. Indonesia kognitif diartikan menjadi sesuatu yang bekerjasama atau melibatkan kognisi sesuai pengetahuan faktual empiris. (Khadijah, 2016).
Selain itu, proses mental kognitif mengacu saat proses mengetahui sesuatu yang selanjutnya dinyatakan bahwa keahlian kognitif adalah keahlian anak pada proses pemikiran, penalaran, serta pemecahan persoalan (problem solving) yang sangat rumit, perubahan keahlian otak ini dapat memberi kemudahan kepada anak memperoleh informasi luar yang sangat banyak dan bermanfaat secara wajar pada dunia realita sekarang ini. (Veronica, 2018)
Dalam hal ini, orang tua dan guru memegang peran yang sangat penting dalam mendukung perkembangan anak di berbagai bidang. Lalu, apa yang sebaiknya dilakukan oleh orang tua dan guru untuk mendukung pengembangan kemampuan anak?
Orang tua dan guru perlu memahami terlebih dahulu kepribadian anak, karena setiap anak memiliki karakter yang unik. Perbedaan-perbedaan ini yang mengharuskan adanya pendekatan yang berbeda bagi setiap anak. Kepribadian masing-masing peserta didik berbeda, sehingga guru sepatutnya untuk mengetahui sejauh mana jenis jenis kepribadian yang dimiliki oleh peserta didik yang menjadi objek pengajarannya. Adakalanya peserta didik merasa bahagia, sedih, marah, gelisah dan banyak gejala lain, perihal kepribdaian pada diri peserta didik. Hal inilah yang serig terjadi pada peserta didik, dan dengan adanya hal tersbut, bisa kita lihat bahwa terjadi dinamika kehidupan. Kepribadian yang melekat pada peserta didik, maka akan memunculkan karakter, sebagai pembentuk watak peserta didik.
Adanya sikap dan perilaku peserta didik yang bermacam macam, akibat perbedaan kepribadian yang dimiliki oleh mereka, sehingga sebagai seorang guru harus bisa memahami setiap diri pribadi siswa, maka perlu adanya kerangka acuan tentang definisi kepribadian, perkembangan kepribadian, dan tipe – tipe kepribadian. Terbentuknya kepribadian baik atau buruk, kuat atau lemah, pada seseorang, ditentukan oleh faktor yang mempengaruhi dalam pengalaman hidup seseorang. Kemudian tingkah laku tersebut dipertahankan sebagai kebiasaan, jika sudah terbentuk melalui proses dan dalam waktu yang lama. Maka kebiasaan tersebut akan sulit dirubah oleh lingkungan jika dihadapkan pada keadaan yang bertentangan
dengan kebiasaan.
Dengan demikian, mendidik anak untuk selalu bersikap sopan santun dan budi pekerti adalah cara tepat untuk membentuk kepribadian anak. Proses belajar yang menentukan kemampuan anak dalam berprilaku baik yang selaras dengan norma agama, moral, tradisi, hukum dan norma moral lain yang berlaku di masyarakat. Selain orang tua saat dirumah, peran guru saat disekolah juga sangat penting dalam proses penanaman karakter ini pada siswa.
Istilah “kepribadian” memiliki banyak arti, disebabkan karena adanya perbedaan dalam penyusunan teori, penelitian, dan pengukurannya. Patut diakui bahwa di antara para ahli psikologi belum ada kesepakatan tentang arti dan definisi kepribadian itu. Boleh dikatakan, jumlah arti dan definisi adalah sebanyak ahli yang mencoba menafsirkannya. Secara etimologis, istilah kepribadian dalam bahasa Inggris dinyatakan dengan personality (Ja’far, 2016). Istilah ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu persona, yang berarti topeng dan personare, yang artinya menembus. Istilah topeng berkenaan dengan salah satu atribut yang dipakai oleh para pemain sandiwara pada jaman Yunani kuno. Dengan topeng yang dikenakan dan diperkuat dengan gerak-gerik dan apa yang diucapkan, karakter dari tokoh yang diperankan tersebut dapat menembus keluar, dalam arti dapat dipahami oleh para penonton. Sejarah pengertian kata personality tersebut, kata persona diartikan sebagai permaiannya sendiri, yang memainkan peranan seperti digambarkandalam topeng tersebut. Istilah personality oleh para ahli dipakai untuk menunjukkan suatu atribut tentang individu, atau untuk menggambarkan apa, mengapa, dan bagaimana tingkah laku manusia.
Cara atau strategi menanamkan sikap kepada anak dalam pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini yaitu diantaranya:
1) Anak dikenalkan dengan perilaku dan nilai yang baik dan seharusnya (knowing the good).
2) Anak diajak membahas untuk memikirkan dan mengerti mengapa ini baik dan itu tidak baik (thinking the good).
3) Anak diajak merasakan manfaat bila perilaku baik itu diterapkan (feeling the good).
4) Anak diajak melakukan perilaku yang baik (acting the good).
5) Anak dibiasakan untuk menerapkan sikap baik dalam setiap kesempatan (habituating the good).
REFRENSI
Khadijah. (2016). Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini Teori dan Pengembangannya. File:///C:/Users/hp/Downloads/53037014.pdf
Mawarti, A. (2022). Peran Penting Pendidikan Karakter Orang Tua Terhadap Penggunaan Gadget Pada Anak. Jurnal Pancasila Dan Bela Negara, 2(1), 31–36. Https://Doi.Org/Https://Doi.Org/10.31315/Jpbn.V2i1.6665
Novitasari, Y. (2018). Analisis Permasalahan “Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini‖. PAUD Lectura. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2(01), 82–90. https://doi.org/10.31849/paudlectura.v2i01.2007
Prasetiawan, A. Y. (2019). Perkembangan Golden Age Dalam Perspektif Pendidikan Islam. Terampil. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Dasar, 6(1), 100–114. Http://Ejournal.Radenintan.Ac.Id/Index.Php/Terampil/Article/View/3829/2996
Rohmawati, O., & Watini, S. (2022). Pemanfaatan TV Sekolah Sebagai Media Pembelajaran Dan Pendidikan Karakter Anak Usia Dini. Jurnal Pelita PAUD, 6(2), 196–207. Https://Doi.Org/10.33222/Pelitapaud.V6i2.1708
Suhermanto Ja’far. (2016). Struktur Kepribadian Manusia Perspektif Psikologi Dan Filsafat, Psympathic. Jurnal Ilmiah Psikologi, 2.2, 209–21. .
Sunanih. (2017). Kemampuan Membaca Huruf Abjad Bagi Anak Usia Dini Bagian Dari Perkembangan Bahasa. Early Childhood. Jurnal Pendidikan, 1(1), 1–12. Https://Doi.Org/10.35568/Earlychildhood.V1i1.63
Veronica, N. (2018). Permainan Edukatif Dan Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini. Pedagogi. Jurnal Anak Usia Dini Dan Pendidikan Anak Usia Dini, 4(2), 49. https://doi.org/10.30651/pedagogi.v4i2.1939
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H