Mohon tunggu...
Kholaf Athallah Vyanto
Kholaf Athallah Vyanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya menyukai konten yang memuat seni/budaya, musik, teknologi, dsb.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

582 Mahasiswa MMD UB Ikut Serta Dalam Memeriahkan Festival Grebeg Suro Ponorogo

20 Agustus 2023   13:05 Diperbarui: 20 Agustus 2023   13:06 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Grebeg Suro merupakan acara tahunan yang dirayakan setiap tanggal 1 Muharram (1 Suro dalam Kalender Jawa). Tujuan acara tersebut dirayakan adalah untuk menyambut Tahun Baru Islam (dalam Bahasa Jawa disebut Suro) dan untuk mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa. Oleh karena itu, acara ini sudah dianggap tradisi bagi masyarakat Ponorogo. Perayaan ini juga menyatukan penduduk lokal melalui prosesi Gunungan berwarna-warni yang berisi hasil pertanian dan persembahan. Struktur ini melambangkan syukur panen dan harapan untuk tahun yang berlimpah.

Pemerintah Kabupaten Ponorogo mengadakan Festival Grebeg Suro, yang dilangsungkan dari bulan Juli-Agustus. Upacara pembukaan festival Grebeg Suro dilaksanakan pada Minggu (9/7) tahun 2023 di panggung utama, alun-alun Ponorogo oleh Bupati Ponorogo, H. Sugiri Sancoko, S.E. M.M. Kemudian dilanjutkan dengan berbagai kegiatan. Salah satu kegiatan yang paling dinanti-nanti oleh masyarakat adalah Festival Nasional Reog Ponorogo XXVIII pada 14-17 Juli 2023. 

Dokumentasi MMD 438 Universitas Brawijaya
Dokumentasi MMD 438 Universitas Brawijaya

Tidak hanya oleh masyarakat Ponorogo, sekitar 582 mahasiswa MMD UB ikut serta dalam memeriahkan festival. Hal ini karena kontingen Reog Brawijaya menampilkan atraksi Hasta Brata pada 16 Juli 2023 bersama lima kontestan lainnya. Pembina Reog UB, Deny Widya Nurawan mengaku tim kontingen UB telah berlatih secara maksimal dimulai dari koreografi, tata busana, musik, hingga tari. Latihan tersebut merupakan inovasi baru agar kesenian reog semakin diminati. Tidak hanya itu, Deny juga mengungkapkan UB memiliki dua misi yaitu melestarikan budaya nasional dan menjadi yang terbaik dalam festival nasional. 

Dokumentasi MMD 438 Universitas Brawijaya
Dokumentasi MMD 438 Universitas Brawijaya

Tahun 2023 Reog UB mengirimkan 113 personil yang berasal dari beragam fakultas di UB, yang terdiri dari 1 orang komposer, 2 orang koreografer, 17 orang vokal, 19 orang Senggak, 22 orang Penari Jathil, 20 orang Penari Warok, 2 orang penari Warok Tua, 7 orang penari Dadak Merak, 2 orang Penari Bujang Ganong, 1 orang penari Kloro Sewandono, dan 20 orang tim produksi. Bahkan, salah satu personil Reog UB 2023 adalah mahasiswa yang sedang mengikuti program Mahasiswa Membangun 1000 Desa UB yang berasal dari Kelompok 438, Desa Ngadisanan, Kecamatan Sambit, Kabupaten Ponorogo, bernama Bagus Prasetyo. Ia adalah salah satu mahasiswa dari Program Studi S1 Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya. Bagus adalah salah satu personil Senggak, dimana Senggak merupakan salah satu seni tarik suara yang berasal dari Ponorogo dan umumnya harus dilakukan oleh kaum pria. Senggak biasanya berupa bentakan, dimana diisi oleh sorakan atau teriakan yang keras dan tegas, serta dilakukan secara bersamaan oleh beberapa orang pria. 

Dengan adanya, partisipasi aktif dari mahasiswa MMD Universitas Brawijaya dalam Grebeg Suro merupakan contoh nyata bagaimana generasi muda berperan dalam memelihara dan meneruskan tradisi berharga. Dengan keberanian untuk terlibat secara langsung dalam perayaan ini, mereka tidak hanya menjaga warisan budaya, tetapi juga menginspirasi orang lain untuk menghargai dan terlibat dalam upaya melestarikan nilai-nilai tradisional yang berharga bagi masyarakat Indonesia.

Sesuai dengan tema "Bergandeng Erat, Bergerak Cepat, Ponorogo Hebat", Bupati Ponorogo juga mengharapkan kegiatan Festival Grebeg Suro 2023 dapat membantu perekonomian warga Ponorogo khususnya usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Selain itu, dapat melestarikan budaya, menyalurkan warisan dari nenek moyang kepada generasi muda, menjaga, dan memperkuat identitas masyarakat Ponorogo, serta khususnya budaya daerah Ponorogo dalam arus globalisasi dan modernisasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun