Mohon tunggu...
Khoirunnisha
Khoirunnisha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PPG Prajab Tahun 2022

Hobi bersepeda, membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Upaya Meningkatkan Tanggung Jawab Belajar Peserta Didik Melalui Bimbingan Klasikal Model Discovery Learning

27 Oktober 2023   16:27 Diperbarui: 27 Oktober 2023   16:32 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanggung jawab berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Tanggung jawab belajar merupakan suatu sikap dan perilaku dalam menjalankan tugas kewajiban peserta didik yaitu belajar untuk kemudian mengarah pada perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui kegiatan-kegiatan seperti mengamati, mendengarkan, meniru dan sebagainya yang semua itu diterima dengan penuh kesadaran dan kerelaan. Sikap tanggung jawab belajar peserta didik tercermin dalam tingkah laku ketika melakukan tugas belajar secara rutin tanpa harus diingatkan, mampu menjelaskan tujuan belajar yang dilakukan, tidak mencari alasan dan menyalahkan orang lain dalam belajar. Ada beberapa faktor penyebab yang dapat mempengaruhi rendahnya tanggung jawab belajar seorang peserta didik antara lain faktor dari guru, lingkungan tempat tinggal, sarana dan prasarana, orangtua dan pada diri peserta didik itu sendiri. Adapun rendahnya tanggung jawab belajar peserta didik berakibat pada rendahnya hasil belajar yang diperolehnya, perkembangan potensi peserta didik yang tidak optimal, peserta didik tidak disiplin. 

Berdasarkan hasil observasi praktikan sikap tanggung jawab belajar peserta didik di SMPN 5 Depok, pada saat sebelum diberikan layanan bimbingan klasikal terlihat peserta didik bermain handphone pada saat jam belajar, ramai sendiri, berjalan-jalan di kelas, bermain-main dikelas, banyak peserta didik yang keluar kelas pada saat jam pelajaran. Fenomena tersebut mencerminkan tanggung jawab belajar peserta didik masih rendah. Berdasarkan hasil asesmen non tes yang dilakukan guru BK SMPN 5 Depok yaitu menggunakan AKPD juga terdapat beberapa pernyataan terkait tanggung jawab belajar memiliki prioritas tinggi.

Dari data diatas maka praktikan menyusun rencana pelaksanaan layanan (RPL) bimbingan klasikal dengan topik tanggung jawab belajar. Dalam penyusunan rpl praktikan mendapatkan bimbingan dari guru pamong dan DPL. Pelaksanaan layanan bimbingan klasikal terlaksana dengan dukungan dari pihak sekolah yang memberikan jam masuk kelas, dan mendukung penuh kegiatan. Serta partisipasi peserta didik yang mengikuti layanan bimbingan klasikal dengan antusias. 

Hambatan yang saya alami yaitu terdapat sedikit kendala dimana laptop tidak bisa tersambung dengan layar proyektor, sehingga pada pemberian rangsangan dengan memaparkan materi presentasi tidak terlihat oleh peserta didik. Tetapi masalah dapat teratasi dengan bantuan guru pamong meminjami kabel HDMI. Pada aktivitas permainan berjalan lancar seluruh peserta didik aktif mengikuti. Untuk tantangannya adalah memberikan layanan yang menarik dan inovatif agar peserta didik aktif dan antusias mengikuti serta tujuan tercapai dengan kondisi sekolah yang ada yaitu terdapat hambatan terkait koneksi internet jika menggunakan media yang berbasis teknologi informasi.

Untuk mengatasi masalah yang dihadapi peserta didik maka salah satu bentuk upaya sebagai guru BK dengan layanan dasar yaitu bimbingan klasikal dengan model discovery learning. Mengaplikasikan model discovery learning di kelas, sintak yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara umum yaitu, (1) Stimulation, (2) Problem Statement, (3) Data Collection, (4) Data Processing, (5) Verification, (6) Generalitation. Tujuannya akan mendorong siswa untuk menyelidiki sendiri, membangun pengalaman dan pengetahuan masa lalu, menggunakan intuisi, imajinasi, kreativitas, mencari informasi baru untuk menemukan fakta, korelasi, juga kebenaran baru. Discovery learning dirancang dengan kegiatan eksperiensial dan interaktif. Eksperiensial memiliki arti instruktur mampu mengaktifkan pembelajar untuk membangun pengetahuan dan keterampilan serta nilai-nilai juga sikap melalui pengalamannya secara langsung. Instruktur harus menggunakan cerita, permainan, alat bantu visual, dan teknik yang menarik untuk memancing rasa ingin tahu peserta.

Dari kegiatan layanan bimbingan klasikal yang telah dilaksanakan diperoleh hasil bahwasannya topik materi layanan dibutuhkan bagi peserta didik. Dari kegiatan layanan, juga diperoleh hasil bahwasannya peserta didik akan merasa tertarik mengikuti kegiatan layanan apabila disampaikan dengan menggunakan media yang menarik seperti permainan dan lembar kerja yang menarik. Hal ini membuat peserta didik menjadi lebih antusias di dalam mengikuti setiap kegiatan layanan yang ada. Peserta didik menginginkan topik lainnya seperti pergaulan bebas, circle pertemanan, perilaku yang baik.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab belajar peserta didik kelas VII A SMPN 5 Depok dapat ditingkatkan dengan bimbingan klasikal model discovery learning. Sedangkan rata-rata peningkatan skor keseluruhan pada siklus I dan II yaitu rata-rata persentase peningkatan Pre-test dan Post-test kedua adalah 12,29%. Sebagai upaya tindak lanjut dalam mempertahankan dan meningkatkan perubahan baik yang terjadi dibutuhkan kolaborasi bersama antara guru wali kelas, guru mapel, peserta didik, serta orangtua peserta didik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun