Tidak pernah terpikirkan seorang anak yang berasal dari salah satu kampus swasta di kota kecil pulau Sumatera menjadi bagian dari kampus pemilik Twin Tower yang begitu indahnya. Berada di kota yang diberi julukan 'Dingin' ini tentunya membutuhkan adaptasi layaknnya tunas kelapa. UM merupakan singkatan dari Universitas Negeri Malang, perguruan tinggi yang berdiri kokoh di tanah Kota Malang dan Kota Blitar Provinsi Jawa Timur.
Awalnya UM merupakan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Malang yang terhitung sejak tahun 1963. Lalu diresmikan menjadi Universitas Negeri Malang pada tahun 1999. Butuh waktu yang lama dalam mencapai nama UM itu sendiri dan menjadi kampus dengan akreditas 'Unggul'.
Melalui program Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bapak Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A., membawa angin segar bagi setiap mahasiswa untuk mencicipi bangku kuliah di akademik yang berbeda dari asalnya. Tentunya banyak mahasiswa memanfaatkan program itu dengan sebaik-baiknya, hal ini dilihat dari antusias pendaftar yang terus bertambah setiap batch-nya. Dalam Angkatan ke-4 ini mencapai lebih dari 50 ribu mahasiswa. Sedangkan untuk jumlah pendaftar ke UM itu sendiri mencetak angka 5 ribuan dan yang berhasil lolos berjumlah 300 peserta. Namun, karena beberapa hal yang melanjutkan program ini hanya 292 mahasiswa/i, terdiri dari laki-laki 49 orang dan perempuan 243 orang.
Dengan penuh suka cita pihak UM sangat membuka pintu bagi mahasiswa Inbound Pertukaran Mahasiswa Merdeka melalui penyambutan hangat yang kami terima. Wakil Rektor II UM yaitu Prof. Dr. H. Ibrahim Bafadal, M. Pd meresmikan penyambutan di Gedung Kuliah Bersama (GKB) A20 lantai 9, Kampus Universitas Negeri Malang, Jum'at (02/02/2024).
Prof. Dr. H. Ibrahim Bafadal, M. Pd, menyampaikan bahwa siapapun yang sudah memasuki UM maka sudah menjadi bagian dari keluarga besar UM, meskipun pertemuan itu hanya sebentar. Selain Prof. Ibrahim ada penyampaian pesan dari Pak Arda Purnama Putra, S.Pd, M. Pd selaku PIC UM, beliau yang memberikan arahan terkait media pembelajaran yang digunakan UM agar mahasiswa PMM tidak kesulitan dalam proses pembelajaran di UM.
Menjadi bagian dari UM selama 1 semester tentu lah hal yang membahagiakan, berbaur bersama mahasiswa asli UM yang tentunya sangat menerima kehadiran kami semua. Pihak UM sendiri menyediakan asrama untuk mahaiswa PMM agar tidak kesulitan dalam mencari tempat tinggal.
"Hidup nyaman seperti biasanya adalah kebahagian tetapi mencoba keluar dari kenyamanan itu juga bukan suatu keburukan"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H