Mohon tunggu...
Khoirunnisa LatansaSyakiroh
Khoirunnisa LatansaSyakiroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

mahasiswa jurusan farmasi universitas airlangga.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Era Disrupsi: Mampukah Indonesia Bersaing di Tengah Perkembangan Teknologi?

15 Juni 2022   22:56 Diperbarui: 15 Juni 2022   23:37 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir-akhir ini istilah era disrupsi menjadi perbincangan yang hangat di tengah pandemi yang melanda dunia seakan pandemi bukanlah penghalang dalam perkembangan teknologi khususnya pada negara maju. Sebut saja beberapa teknologi yang berkembang pesat pada beberapa tahun terakhir ini seperti Robotic Process Automation (RPA) yang dapat bekerja secara otomatis untuk menafsirkan aplikasi, memproses transaksi, menangani data, dan bahkan membalas email. Teknologi lainnya yang disebut sebagai teknologi generasi ke lima dan mulai di perkenalkan di Indonesia secara luas adalah hadirnya teknologi 5G yang ditemukan oleh Michael Lemke dari Jerman.

Era disrupsi merupakan era dimana berbagai aspek di dunia mengalmi perkembangan. Era ini memang terdengar sangat hebat dan berdampak positif terhadap kehidupan ummat manusia, namun disamping itu Era ini menjadi mimpi buruk oleh beberapa industri dan negara yang tidak mampu mengimbangi kecepatan perkembangan di era ini. Salah satu bidang yang sangat terdampak oleh era ini adalah bidang industry. Di era ini berbagai industri dituntut untuk memberikan  kemajuan yang pesat. 

Setiap industri harus berlomba-lomba menciptakan inovasi terkini sehingga dapat bersaing di era serba moderen. Bidang industry yang tidak dapat mengikuti cepatnya perkembangan diera disrupsi akan mudah goyang hingga hancur. Salah satu contoh industry yang menjadi korban pada era disrupsi ini adalah industri telephone genggam seperti NOKIA. NOKIA merupakan telephone genggam yang sangat laris pada tahun dua ribuan, namun karena tidak dapat mengimbangai kemajuan teknologi telpon genggam seperti android, perusahaan tersebut mengalami kebangkrutan. Sama halnya dengan kasus diatas, sebuah negara apabila tidak mampu mengimbangi kecepatan perkembangan teknologi akan menjadi negara yang tertinggal dan dapat memunculkan permasalahan-permasalahan di setiap bidang. 

Kecepatan perkembangan teknologi di era disrupsi memang tak dapat dipungkiri. Perkembangan ini menuntuk perubahan gaya hidup yang sangat mendasar di seluruh penjuru dunia. Era yang ditandai dengan semakin masifnya penggunaan Internet of Thing (IoT) kini telah mendisrupsi beragam sendi kehidupan manusia . Setiap negara berlomba-lomba dalam melakukan inovasi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan negaranya. Yang menjadi pertanyaan besar adalah sejauh apa kesiapan Indonesia menghadapi perkembangan teknologi besar-besaran dan bagaimana indonesia menyiapkan generasi baru yang mampu bersaing di era disrupsi ini.

Perkembangan teknologi khususnya digital memang telah terlihat di Indonesia. hal ini dibuktikan dengan pemanfaatan kecerdasan digital yang memudahkan masyarakat dibidang transportasi, ekonomi, keuangan, hingga pendidikan. Contoh paling sederhana adalah teknologi berbasis digital pada transportasi ojek/taksi.  Sebelumnya masyarakat tidak menduga bahwa transportasi sehari-hari dapat dibuat lebih efektif dan efisien sehingga memudahkan siapapun yang menggunakannya. Sebuah aplikasi berbasis internet hadir dan memberikan kemudahan kepada seluruh kalangan masyarakat dalam menemukan transportasi yang paling sesuai dengan harga terbaik. Layanan ojek online tersebut juga semakin berkembang dengan memperluas kemanfaatannya pada bidang layanan antar (online delivery order). 

Munculnya berbagai inovasi masa kini tentunya memberikan tuntutan tersendiri kepada generasi muda yang akan menjalani era-era teknologi selanjutnya. Generasi muda saat ini tidak bisa hanya duduk di bangku sekolah dan mempelajari berbagai pelajaran formal yang menjadi tradisi di sekolahan. Era disrupsi ini generasi tidak hanya membutuhkan kecerdasan IQ (kecerdasan akal) dan kecerdasan EQ (kecerdasan emosi) namun juga kecerdasan dalam berlogika dan berpikir kritis. Generasi muda dituntut untuk selalu memberikan inovasi yang berguna bagi bangsa dan negara. Dengan berbagai tuntutan tersebut, generasi muda harus memiliki beberapa kemampuan berikut untuk dapat bersaing di era disrupsi.

1. Kemampuan memanfaatkan teknologi digital dalam berinovasi.

Berinovasi dalam suatu pekerjaan menjadi hal yang sangat penting dan wajib dilakukan dalam setiap profesi. Melakukan inovasi tentunya harus sesuai dengan perkembangan teknologi. Pemanfaatan teknologi digital sebagai sarana berinovasi menjadi Langkah yang sangat baik untuk dilakukan. Selain dapat memberikan keuntungan lebih, pemanfaatan teknologi digital juga memudahkan dalam melakukan berbagai kegiatan sehingga lebih efektif dan efisien.

 2. Kemampuan berkomunikasi dan berkolaborasi dengan setiap orang dari berbagai bidang keilmuan.

Komunikasi menjadi hal penting bagi setiap umat manusia. Orang yang mampu berkomunikasi dengan baik akan memiliki jejaring sosial yang tinggi tidak hanya sebatas lingkup pertemanan tapi juga lingkup sosial yang lebih luas.

3. Kemampuan melihat peluang dan memanfaatkan kesempatan dengan baik.

Kemampuan yang satu ini menjadi kemampuan penting dimana generasi muda dituntut untuk dapat berpikir kritis terhadap peluang yang diberikan. Dengan berpikir kritis maka orang akan memiliki berbagai macam alternatif untuk memecahkan masalah dengan tepat. Orang yang dapat melihat peluang dengan baik akan memiliki kenuntungan yang lebih dengan memantfaatkan kesempatan yang diberikan.

Dalam rangka memunculkan ketiga karakter tersebut kepada generasi muda maka sistem pendidikan perlu mengalami perkembangan. Mutu pendidikan di indonesia harus selalu disesuaikan dengan perkembangan ilmu teknologi, sosial, dan budaya, guna meningkatkan prestasi belajar siswa. Dunia pendidikan kini harus lebih felksibel terhadap perubahan era. Sebagai contoh dalam dunia yang serba digital ini, sekolah-sekolah seharusnya dapat menyesuaikan pembelajaran menggunakan sarana digital dan lebih menargetkan peserta didiknya untuk dapat memiliki kecerdasan digital berdasarkan bakatnya masing-masing.

Demi mewujudkan indonesia yang cerdas di era disrupsi ini, berbagai persiapan perlu dilakukan. Kini pemerintah dan masyarakat memiliki beban yang lebih berat disamping permasalahan internal yang tak kunjung usai. Berbagai perubahan dan perkembangan perlu dilakukan demi mewujudkan indonesia yang sejahtera di era disrupsi ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun