Pujia Pernami, wanita kelahiran Garut, 21 Juni 1983 merupakan sosok yang sukses dalam dunia penulisan, editor dan translator. Orang yang tidak suka dipanggil Puji ini mengambil Jia Effendi sebagai nama pena dalam karya tulisnya.Â
Sejak mengawali karirnya melalui cerpen pertama yang di muat majalah Aneka Yes! tahun 1999, kini karyanya mulai merambah ke media nasional.Â
Karir editornya dimulai sejak 2009 dengan  bertanggung jawab sebagai Chief Editor Penerbit Atria dan Penerbit Little Serambi, imprint Penerbit Serambi, untuk buku-buku anak dan remaja. Â
Kemudian pada tahun  2016, Jia membangun Reaterary, sebuah event-organizer yang menyelenggarakan acara-acara literasi seperti bedah buku dan lokakarya kepenulisan.Â
Tahun 2017, Jia membuka penerbitan dan agen naskah yang diberi nama Nawalapatra. Jia juga membuka jasa penyuntingan dan mentoring naskah fiksi untuk para penulis.
Jebolan Universitas Padjadjaran (2000-2004) ilmu Perpustakaan & Informasi ini kini tengah menjabat sebagai Head editor of Storical.co dan menjadi Freelance translator ( penerjemah lepas) yang menaungi penerbitan Gagasmedia,Grasindo, dan sederet penerbit bergengsi lainnya.Â
Tak hanya itu, Â sejak 2005-2009 Jia juga bekerja sebagai Pustakawan Reading Room SCTV, PT.Surya Citra Televisi. Kini Jia telah menerbitkan 9 novel karyanya sendiri, puluhan karya penerjemahan dan penulisan mencakup karya anak-anak dan nonfiksi, 120 karya penyuntingan dan menjadi pembicara sejak 2018 di berbagai acara. Â
Karyanya yang populer berupa serial novel Time Machine (2014) adalah serial novel yang dibuat Jia Effendie sewaktu bekerja di GagasMedia.Â
Premis dari serial ini adalah: apa yang akan kaulakukan jika kau bisa berkelana melintasi waktu dan serial Urban Thriller : Domestik Noir.
Diakuinya, membaca sudah menjadi hobinya sejak kecil dari membaca buku- buku fiksi dan anak-anak. "Menjadi penerjemah sangat menyenangkan, karena kita bisa membaca buku langsung dari penulis sebelum diterbitkan dan dibaca orang lain." Begitulah ungkapnya saat menjadi narasumber Workshop di LP3M, kampus Pinang Masak UNJA Â Kamis( 12/9) lalu. Â
Dalam menyampaikan materinya, Jia mengatakan mencari  pekerjaan terutama bagi mahasiswa yang baru lulus tanpa pengalaman dapat diatasi, diantaranya dengan membuat CV semenarik mungkin dan mencantum berbagai karya yang telah kita hasilkan, portofolio, dan cara menarik klien.
Dimulai dari persiapan, yaitu membuat CV yang menarik dengan mencantumkan portofolio, menggunakan tata bahasa yang baik dan menarik.Â
Untuk hal ini membuat CV menggunakan Aplikasi Canva sangat membantu untuk terlihat lebih rapi, menarik dan profesional. Kemudian strategi, dimana kita mencari agensi atau klien secara langsung baik dari perusahaan,penerbit atau situs web yang telah kita telusuri sebelumnya untuk mengetahui kreadibilitas tempat yang akan mempekerjakan kita nantinya.Â
Terakhir yaitu quality control, yang mana cara mempertahankan kualitas kinerja dalam bekerja. Mempertahankan kualitas menunjukkan sejauh apa profesionalitas seseorang dalam bekerja dengan terus meningkatkan mutu dan memuaskan pelanggan.Â
Maka dari itu, menjadi penerjemah juga harus mempertimbangkan tingkat kesulitan proyek,jumlah klien, keterampilan dan hal yang disepakati dalam pekerjaan untuk mempertahankan standar penerjemah itu sendiri.
Hal menarik sebagai freelance, kita dapat bekerja dirumah dan dimana pun. Mempelajari hal-hal baru dan membuat kita menjadi tambah pintar.Â
Jia sendiri tidak memiliki keahlian khusus dalam bidang bahasa, namun sejak membatu ayahnya mencari artikel saat di bangku perkuliahan menimbulkan minat menerjemahkan artikel public domain( artikel atau  buku yang tidak memiliki hak cipta) dan juga menerjemahkan jurnal untuk tugas teman-temannya menjadi pengalaman pertamanya dalam dunia translator.Â
Sejak itulah, karena suka membaca dan menulis Jia memutuskan untuk bisa menerjemahkan dan menerbitkan buku hasil karyanya sendiri.Â
Disisi lain, Jia mendapatkan banyak pengalaman saat bekerja di SCTV dan bertemu beberapa pengisi suara tokoh dalam film. Bidang pekerjaan dalam dunia penerjemahan pun sangat luas, sehingga tidak perlu takut dalam menuangkan ide, ada yang menjadi penerjemah film, dokumen, games online, buku dan masih banyak lagi bidang yang kita sukai.Â
Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti menyunting cerita, dan menyampaikan karakter tokoh kemudian menyensor beberapa adegan atau cerita yang tidak lulus kriteria dan tentunya sesuai dengan unsur budaya Indonesia itu sendiri tidaklah mudah.Â
Apalagi menjadi freelance tidak selalu mendapat pekerjaan, jadi harus mempersiapkan dana tabungan 6 bulan untuk biaya hidupnya. Disini juga dituntut untuk belajar bagaimana mengatur keuangan dan deadline dalam pekerjaan sangat penting bagi penerjemah lepas.
Sosoknya yang ulet memberikan inspirasi bagi kaum muda, bahwasanya jangan takut untuk memulai pekerjaan. Awali lah dengan sesuatu yang disukai, karena pekerjaan itu adalah apa yang kita nikmati dan rasakan.Â
Jangan terpaksa dalam melakukannya. Terjun didunia penulisan dan penerjemahan merupakan sesuatu yang luar biasa. Kebanyakan orang tidak tertarik dengan hal yang demikian. Padahal kesuksesan dibalik film-film yang banyak ditonton di bioskop,mau pun tayangan di stasiun televisi tak luput dari tangan-tangan editor dan penerjemah.Â
Sayangnya, di Indonesia itu sendiri pekerjaan ini masih enggan di lirik masyarakat, padahal gajinya bisa dibilang tidak kalah dengan orang-orang berdasi apalagi untuk yang sudah bertaraf profesional.Â
Keahlian dapat tumbuh selagi kita mau mencoba, dari Jia Efendi yang tidak ada pengalaman belajar bahasa pun dapat sukses didunia penulisan, kuncinya adalah karena ia suka membaca dan menulis. Menjadi pembaca dan penulis bukanlah sesuatu yang tidak dapat menjadi pekerjaan. Justru sebaliknya, melalui merekalah tercipta orang-orang yang sukses.Â
Salah satunya adalah Raditya Dika, yang mengawali karirnya dari menulis blog kemudian menjadi penulis novel yang karyanya banyak difilmkan didunia layar lebar seperti Kambing Jantan, Cinta Brontosaurus dan masih banyak lagi.Â
Tokoh lain pun yang tak kalah sukses didunia penulisan seperti Adrea Hirata dengan karyanya Laskar Pelangi, J.K. Rowling, Tere Liye, dan Habiburahman El Shirazi. Jadi, masih ragu untuk untuk berkecimpung didunia penulisan dan penerjemahan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H