Mohon tunggu...
Khoirun Nisa
Khoirun Nisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa, UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon

Find Many reasons to be positive person!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Lantunan Azan Merdu Sebagai Ladang Dakwah

21 Juni 2024   16:50 Diperbarui: 21 Juni 2024   17:04 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jakarta, Indonesia.-- Ahmad Suryadi memiliki suara syahdu nan merdu ketika mengumandangkan azan, melantunkan lafaz berisi panggilan untuk menuju pada-Nya. Suara azan merdu nan syahdu dari lelaki berpeci dan berjanggut tipis itu menembus ruang-ruang keheningan Masjid Jami’Ar-roghibin.

Suara merdu dan tartil dari pria yang akrab disapa Suryadi itu membuat hati pendengar bergetar, setiap lafaz yang keluar darinya membuat hati serasa tenang dan senang, keindahan suaranya membuat para pendengar khusyuk mendengarkan sehingga tercipta keheningan yang mendatangkan ketenangan di ruang-ruang Masjid Jami’Ar-roghibin.

Sejak 2020 Suryadi tercatat sebagai salah satu dari empat muadzin Masjid Jami’ Ar-roghibin. Pria Kelahiran Jakarta, 6 September 1996 itu kerap bertugas kumandangkan panggilan salat di minggu ketiga pada hari jumat.

“Saya diminta untuk menjadi muazin sejak 2020 sampai sekarang, berarti sudah sekitar empat tahun Alhamdulillah tetap dipercaya menjadi muazin di Masjid Jami’Arroghibin.” Ucap Suryadi

Rekam jejak dan prestasi serta kemampuan vokal suara yang ia miliki menjadi modal kuat sebagai seorang muazin.

Saat masih duduk dibangku SD, Suryadi sudah menggondol juara lomba azan di wilayah tempat tinggalnya. Setelah duduk di bangku SMP Suryadi juga kerap mendapatkan prestasi lomba azan tingkat SMP sekecamatan Cilincing, dan juga ada beberapa lomba azan di masjid yang sering kali ia ikuti hingga mendapatkan hasil yang baik. Kemudian ia melanjutkan pendidikan untuk menimba ilmu agama sebanyak-banyaknya di Pondok Pesantren Salafiyah syafi'iyah Situbondo, Jawa Timur. Setelah itu ia melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Ibrahimy Situbondo, Jawa Timur. Suryadi mengenyam pendidikan tinggi pada Program Studi PAI atau Pendidikan Agama Islam.

“Sejak kecil saya sudah suka ikut lomba azan, dan ketika beranjak dewasa setelah lulus pendidikan tinggi di bulan desember tahun 2019, tepatnya pada tahun 2020 saya dipercaya menjadi seorang muazin di masjid yang sering kali menjadi tempat saya lomba dulu.” Imbuh Suryadi

Berbagai prestasi dari kemampuannya itu lantas menjadi bahan pertimbangan atas permintaan pihak masjid untuk menjadikan beliau sebagai muadzin. Suryadi tak pernah meminta posisi sebagai seorang muazin, ia hanya menjalankan permintaan sekaligus kepercayaan yang telah diberikan padanya.

Mengemban Amanah tidaklah mudah, namun harus dijalankan sebagai  dakwah

Menyandang status sebagai seorang muazin, tak membuat Suryadi pongah untuk tetap berkecimpung di tugas lainnya, sering kali Suryadi diminta menjadi seorang khatib untuk salat jumat dan juga ia berkecimpung di dunia pendidikan yaitu guru sekolah dasar di Daerah Marunda, Cilincing. Suryadi juga dipercaya untuk mengajarkan anak-anak kecil hingga remaja mengaji al-qur’an dirumahnya. Pada awalnya, ia tidak ada niatan untuk membuka pengajian al-qur’an dirumah, namun atas takdir Allah, izin keluarga, dan adanya kepercayaan dari masyarakat sekitar membuat Suryadi yakin untuk membuka pengajian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun