Oleh : Khoirunisa Fadia Nadayu M. & Endy Gunanto Marsasi
Pada era dimana semua bekerja serba cepat, kebutuhan tranportasi yang lebih efisien, nyaman, serta berkelanjutan merupakan suatu hal yang krusial. Indonesia sebagai negara dengan wilayah kepulauan dengan tingkat kepadatan penduduk juga tinggi akan menghadapi kesulitan untuk menyediakan transportasi public yang luas dan efisien untuk terhubung dengan area lainnya. Salah satu solusi yang terus dijual dan digunakan adalah PT Kereta Api Indonesia atau yang lebih dikenal dengan PT KAI.
PT KAI selain telah berhasil menjadi tulang punggung tranportasi darat di indonesia, juga PT KAI berhasil mengenalkan banyak inovasi dalam dunia transportasi khususnya jalan lain. Transformasi yang telah berhasil dilakukannya juga sangat nampak bukan hanya dari bentuk teknologi yang diaplikasikannya, tetapi bagaimana mereka berhasil mendefinisi kembali standar dan suportifitas customer supaya operasionalnya bisa bekerja dengan efektif dan efisien, serta berkelanjutan.
Dengan visi "Menjadi solusi ekosistem transportasi terbaik untuk Indonesia", Riyanjaha PT KAI komited untuk brkembang terus menjadi pilihan transportasi yang aman dan nyaman untuk rakyat indonesia beserta para pelancong. Tetapi bagaimana PT KAI membangun dan mengembangkan transformasi ini? Bagimana strategi-strategi yang digunakan supaya inovasi yang mereka kembangkan bisa berkelanjutan hidup meskipun melawan berbagai macam tantangan.
Dalam tulisan ini penulis akan membahas lebih lanjut bagaimana konsep konsep manajemen inovasi yang terangkum dalam Chapter 11-15 dari kajiannya terebut, dan bagaimana teorinya diterjemahkan dan diaplikasikna ke dalam dunia praktik yakni yang bisa dilihat langsung masyarakat. Transformasi Digital: Menghubugkan pelanggan dan system operasional secara real-time. Kecepatan dan presisi informasi merupakan salah satu faktor yang sangat krusial dalam dunia layanan transportasi public. PT KAI memahami akan hal ini. Salah satu wujud dari implementasi transformasi digital yang berhasil PT KAI adalah hadirnya aplikasi KAI Access.
Dulu, untuk membeli tiket kereta api, pelanggan harus rela antre panjang di loket stasiun. Kini, cukup dengan satu ketukan jari di ponsel, pelanggan bisa memesan tiket, memilih kursi, hingga mendapatkan notifikasi terkait jadwal keberangkatan. Hal ini mencerminkan bagaimana PT KAI mampu memahami kebutuhan pelanggan dan meresponsnya dengan solusi berbasis teknologi. Namun, transformasi digital PT KAI tidak hanya berfokus pada layanan pelanggan. Di balik layar, implementasi Internet of Things (IoT) dan sistem pemantauan berbasis real-time memastikan bahwa kondisi armada dan jalur kereta dapat dipantau secara terus-menerus.
Pada slide 6, chapter 11 dalam buku Innovation and Entrepreneurship (3rd ed.) Bessant, J., & Tidd, J. (2015), kami telah melihat bagaimana penerapan teknologi ini membantu PT KAI meramalkan apakah gangguan teknis akan terjadi sebelum sesuatu yang buruk terjadi. Misalnya, jika ada keretakan kecil di rel atau mesin kereta menunjukkan penurunan performa, instan tersebut akan memberi tahu tim teknis untuk menanggapi. Ini bukan hanya langkah kelangsungan preventif, itu adalah loncatan besar dalam tingkat efisiensi operasi dan keselamatan. Selain eksekusi, KAI juga mengukur risiko kerugian pendapatan antara proses pemesanan manual yang dikelola oleh manusia. Tentu saja, risiko keuangan ini sangat tinggi, tetapi kesalahan sistem ini adalah, ketika mereka terjadi, mereka tidak akan diakui. Dengan transaksi digital yang dilacak, risiko penyalahgunaan sumber daya hampir nol karena semua aktivitas direkam dengan baik.
Budaya inovasi: setiap ide berharga dan layak untuk dikelola Inovasi tidak akan menjadi lebih dari sekader tenaga beberapa administratif di puncak manajemen yang menangani masalah sehari-hari. Hal yang pada slide 11, chapter 12 dalam buku Innovation and Entrepreneurship (3rd ed.) Bessant, J., & Tidd, J. (2015), bahwa salah satu amanah KAI adalah budaya organisasi inklusif yang tidak takut berdebat. Semua orang di perusahaan harus memikirkan solusi terhadap masalah atau ide-idenya. Dijual lebih banyak dari sekadar karyawan kantoran yang terlibat, wakil stasiun, kondektur, dan tim teknisi secara berkala dan diharapkan memberikan umpan balik.
Program seperti Inovasi dalam PT KAI sendiri memiliki beragam wujud. Innovation Awards misalnya, yang mana inovasi dijadikan sebagai salah satu sarana formal bagi para karyawan untuk menyalurkan ide kreatif mereka. Bahkan, beberapa solusi terbaik saat ini dalam urusan operasional PT KAI adalah penemuan-penemuan sederhana yang dikemukakan oleh para karyawan yang berhadapan langsung dan paling merasakan pelanggan dan tantangan di lapangan. Budaya inovasi ini juga didukung oleh tata kelola komunikasi yang terbuka. Adalah tidak aneh bila dalam beberapa kesempatan, para pimpinan PT KAI turun langsung ke lapangan diesel ke lokomotif, dari foklor sampai ke alun alun untuk bicara langsung dengan para karyawan mereka, menyalurkan keluhan, ide, dan keluh kesah mereka.