Mohon tunggu...
Akhmad Khoyrun Najakh
Akhmad Khoyrun Najakh Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Lulusan FE Unsoed | Purwokerto - Pekalongan | twitter : @khoirunaja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pemuda Tak Lagi Berjiwa Pahlawan

2 November 2012   00:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:06 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Coba kita lihat disekitar kita, generasi muda sekarang dipenuhi dengan tawaran kenikmatan duniawi ditengah hiruk pikuk modernisme yang semakin pesat. Serangan gaya hidup westernisme yang menjelma melalui budaya pop sudah tidak bisa dielakan lagi. Entah salah siapa ketika kebanyakan pemuda sekarang malah asyik membaca novel daripada membaca buku pelajaran, mendengarkan musik daripada mendengarkan kuliah dari guru dan dosen pengajar, serta lebih memilih tontonan yang berbau hedonisme daripada melihat kondisi masyarakat sekitar yang semakin hari semakin memprihatinkan saja.

Hal ini mungkin seharusnya menjadi tanggungjawab negara. Ketika pemerintah sebagai aparatur negara bertugas harusnya bisa menyaring dan memilih budaya dan kebiasaan barat yang negatif supaya tidak merusak karakteristik masyarakat Indonesia yang pada umumnya menganut budaya ketimuran.

Coba kita lihat dahulu ketika pemerintahan presiden Soekarno, Budaya pop nan cengeng dan alay sangat dilarang. Bagaimana kemudian mereka yang berprofesi sebagai musisi yang mengusung budaya pop tersebut dipenjarakan. Sebut saja koes bersaudara (koes plus) yang pada saat pemerintahan presiden Soekarno grup band tersebut dipenjarakan. Hal ini jelas-jelas dilakukan oleh Soekarno karena budaya pop tersebut yang mengancam eksistensi negara Indonesia. Pada tahun 1965 dimana statement tersebut dikeluarkan, Inggris sedang mempropagandakan pembentukan negara boneka malaysia. Kekhawatiran soekarno semakin menjadi-jadi ketika grup band yang terpengaruh oleh the beattles ini menyebarkan gaya hidup kebarat-baratan yang jelas-jelas mengandung unsur hedonisme ini.

Pemuda setelah 20 tahun kemerdekaan saja sudah seperti itu, bagaimana dengan pemuda jaman sekarang? Pemuda jaman sekarang jelas semakin parah pergaulannya. Ditambah dengan budaya-budaya lain yang semakin menggerus budaya ke-Indonesia-an yang kita miliki. Entah sampai kapan negeri ini akan seperti ini.

Ketika pemudanya tidak lagi perhatian dan tidak lagi prihatin dengan kondisi masyarakat sekitar. Apa yang telah dilakukan oleh Para Pahlawan terdahulu sepertinya semakin terlupakan dan tak berbekas apa-apa. Pemuda lebih mengenal aktor dan aktris sinetron serta pelantun lagu pop daripada para pejuang di negeri ini. Bisa jadi kelak mereka tidak mengenal dengan baik siapa itu soedirman, tidak kenal siapa itu diponegoro, tidak kenal siapa itu gajah mada. Nama-nama pahlawan tersebut hanya dijadikan hiasan monumental yang disematkan pada nama kampus-kampus di negeri ini. Jati diri pahlawan tersebut tidak lagi diketahui, jasa-jasanya pun semakin tidak dikenang. Apakah seperti ini pemuda jaman sekarang? yang lebih mengenal vokalis band Noah serta pemain film sang pemimpi yang dipenjara karena kemaksiatan yang dilakukannya. Semoga pemuda jaman sekarang bisa semakin tersadarkan bahwa peran merekalah yang akan membawa perubahan negeri tercinta Indonesia ini kearah yang lebih baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun