Film ini menceritakan tentang Tentara darat AS yang mendirikan pos jaga PRT Kamdesh di sebelah Utara Afghanistan untuk mendukung kontra pemberontakan yang memiliki tujuan agar terhubung dengan warga lokal dan menghentikan aliran senjata serta pejuang Taliban dari Pakistan. PRT Kamdesh dibangun di lembah terpencil yang dikelilingi oleh Gunung Hindu Kush.
Kisah ini dimulai ketika rombongan helikopter yang ditumpangi oleh Sersan Romesha dan teman-temannya mendarat di zona pendaratan PRT Kamdesh. Pos jaga PRT Kamdesh di pimpin oleh Kapten Benjamin Keating atau lebih akrab disebut dengan Kapten Keating.
Pada suatu hari tiba-tiba PRT Kamdesh diserang oleh orang-orang Taliban yang berakhir dengan kemanangan dipihak tentara Amerika. Karena pos jaga mereka masih menjadi target para pemberontak, Kapten Keating memiliki ide yang bagus agar mereka bisa melakukan tugas dengan tetap aman yakni dengan memiliki hubungan baik dengan warga lokal.Â
Selanjutnya Kapten Keating bernegosiasi dengan warga lokal untuk meletakkan senjata yang dimilikinya dengan iming-iming Amerika akan memberikan bantuan berupa uang, kontrak, proyek kepada warga lokal. Tujuan dari peletakkan senjata itu untuk melindungi warga lokal agar tidak terjebak dalam baku tembak antara Taliban denga tentara Amerika. Negosiasi tersebut berhasil dan warga lokal meletakkan senjatanya dihadapan tentara Amerika.
Di waktu lain, kapten Keating menerima panggilan dari atasan untuk memindahkan LMTV ke Naray. Dengan senang hati kapten Keating menerimanya dan mengemudikam LMTV itu sendiri. Perjalanan yang ditempuh sangat sulit karena medan yang dilalui sangat sempit dan berbatasan dengan jurang.Â
Di tengah perjalanan secara tiba-tiba LMTV yang dikendarai oleh Kapten Keating jatuh ke jurang yang mengakibatkan sang kapten meninggal dunia. Hal tersebut menjadikan tentara Amerika terutama yang berada di pos PRT Kamdesh merasa terpukul dan sedih. Hingga pada suatu hari, tentara Amerika mendapatkan kapten baru yakni kapten Yllescas yang bertugas untuk menggantikan kapten Keating.
Selanjutnya ketika tentara Amerika tengah bersantai tiba-tiba terdapat seorang pria yang secara diam-diam memfoto pos PRT Kamdesh. Tentara Amerika menduga foto tersebut akan diberikan kepada Taliban. Seorang pria tersebut mengaku bahwa pimpinan desa lah yang membayarnya untuk mengambil foto di pos mereka.Â
Selanjutnya tentara Amerika menghubungi shura dengan mengumpulkan pimpinan-pimpinan desa untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Karena kejadian tersebut, kapten Yllescas memutuskan untuk menahan bantuan yang dijanjikan oleh kapten Keating sebelumnya hingga sampai pimpinan-pimpinan desa tersebut bersedia bekerjasama membantu tentara Amerika.
Di lain hari, Mohammed (seorang penerjemah bahasa) memberitahukan bahwa Taliban akan datang dengan pasukan yang banyak akan menyerang secara besar-besaran di pos mereka dan warga desa merasa tidak senang akibat uang, sekolah dan jalanan yang telah mereka janjikan sebelumnya tidak berjalan dengan baik dan tidak jelas perkembangannya. Tentara Amerika tidak memercayai apa yang telah diucapkan Mohammed karena mereka tahu bahwa mereka berada di tengah Afghanistan dan diserang setiap hari oleh Taliban.
Kemudian kapten Yllescas berjaga-jaga bersama pasukannya. Ketika mereka melewati sebuah jembatan secara tiba-tiba sebuah bom yang meluncur tepat sasaran mengenai tubuh kapten Yllescas yang mengakibatkan sang kapten meninggal dunia dan meninggalkan trauma kepada seorang prajurit bernama Yunger karena menyaksikan kejadian tersebut dengan sangat dekat dan membuatnya hampir ingin bunuh diri.
Selanjutnya komandan mereka digantikan oleh Kapten Broward. Kapten Broward adalah seorang pemimpin yang sangat taat akan aturan. Karena dirasa kapten Broward terlalu berhati-hati dalam mengambil setiap keputusan yang mengakibatkan banyak tentara di pos yang tidak menyukainya dan khawatir dengan kepemimpinannya. Wajar saja bila mereka ragu terhadap komandannya, karena kapten Broward tidak meninggalkan kamarnya kecuali untuk BAB dan itupun didampingi oleh pengawal. Mereka memberi julukan untuk kapten Broward dengan sebutan "Broward si pengecut".
Selanjutnya di lain hari, pimpinan desa datang dengan membawa mayat seorang wanita, mereka meminta pertanggungjawaban atas perbuatan yg dilakukan tentara amerika (membunuh dengan serangan mortir). Namun salah satu sersan berpendapat bahwa wanita tersebut telah tewas berhari-hari yang lalu dan yang membunuh wanita tersebut adalah Taliban.Â
Kemudian di waktu yang bersamaan, salah satu dari pimpinan desa digigit oleh anjing dan mereka menginginkan  ganti rugi terhadap kejadian tersebut dan akhirnya kapten broward menembak anjing tersebut dan meminta kepada prajuritnya untuk membayar mereka dari dana diskrosioner pimpinan.
Kapten Broward dibebastugaskan dan pimpinan akan diambil alih oleh kapten Stoney Portis selama beberapa minggu. Namun selama kapten Portis belum tiba di pos, kepemimpinan diberikan kepada salah satu orang yang dipercaya oleh kapten Broward.
Di lain hari Mohammed memberitahukan kepada tentara Amerika bahwa Taliban akan datang dengan jumlah ratusan dan seluruh warga desa sudah pergi meninggalkan tempat ini. Namun tentara Amerika tidak percaya karena Mohammed telah mengatakan itu berulang kali. Hingga pada akhirnya apa yang diucapkan Mohammed benar-benar terjadi pasukan taliban datang mengepung dan menyerang pangkalan pos tentara Amerika.
Karena pasukan Taliban yang berjumlah ratusan sedangkan tentara Amerika hanya berjumlah puluhan, hal itu mengakibatkan banyak tentara Amerika yang terluka dan gugur dimedan perang. Bantuan udara melalui helikopter sudah diusahakan namun karena kondisi cuaca yang buruk maka bantuan melalui udara bisa diberikan beberapa jam mendatang hal tersebut mengharuskan tentara Amerika untuk tetap bertahan dengan keterbatasan amunisi dalam keadaan dikepung pasukan Taliban dari segala sisi.
Pada akhirnya tentara Amerika mendapatkan bantuan udara dan dalam sekejap pasukan Taliban tewas bersamaan. Keesokan harinya, tentara-tentara yang tersisa menaiki helikopter dan kembali ke negara asalnya. Atas perintah kapten Portis, pos PRT Kamdesh dihancurkan dan lenyap seketika itu juga.
Disini kita bisa belajar dari kegagalan bernegosiasi yang dilakukan oleh tentara Amerika dengan warga desa atau warga lokal. Negosiasi adalah suatu bentuk interaksi sosial antara beberapa pihak yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan bersama yang dianggap menguntungkan pihak-pihak yang bernegosiasi. Karena kegagalan dalam bernegosiasi antara tentara Amerika dengan warga desa tersebut, menyebabkan banyak orang yang terluka bahkan sampai meninggal dunia. Pentingnya memiliki skill negosiasi untuk bisa kita terapkan akan sangat berpengaruh dalam kehidupan bersosial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H