Hujan
Ketika hujan datang, menyirami mimpi yang kian bertambah subur. Subur terpupuk semangat yang terus menggelora di dalam dada. Semangat yang tak lekang tergerus zaman. Semangat yang tak pernah lapuk terbawa arus waktu. Waktu yang berlari begitu kencang. Menerobos angan yang sempat tertunda. Tertunda karena berbagai rasa takut yang mengekang. Tapi kini kan terus terasah angan itu. Hingga masa kan berlalu.
HujanÂ
Biarlah hujan mengantarkanku menuju mimpi. Mimpi yang tak pernah terhenti. Membuatku terlelap dalam angan dan melemparku menuju masa depan yang lebih gemilang.Â
Dalam sanubari selalu bertanya. Bertanya entah kepada siapa? Kepada hujankah?
Atau angin yang mengiringi hujan ini?
Bertanya tentang angan yang kan jadi nyata.
Takkan pernah berhenti disini. Ini adalah awal. Awal yang tak ingin berakhir. Hingga nafas terhenti. Angan dan asa akan terus menggelora dalam jiwa. Jiwa yang terlelap dalam buaian rintik hujan, hingga ketika terbangun mimpi itu t'lah jadi nyata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H