Jika cinta itu bahagia
Kenapa cinta yang ku terima harus sakit?
Engkau selalu memberi harapan tentang rasa
Engkau selalu memberi perhatian lebih dari sahabat
Kemana saja engkau ingin berdua denganku
Tetapi saat aku sudah jatuh hati kepadamu
Harapan yang engkau berikan kepadaku
Terasa seperti kekeringan di tengah gurun
Haus dan menyakitkan
Segumpal hati
Sudah terlanjur kau isi dengan senyum dan tangismu
Hingga aku terasa bahagia
Saat engkau beri kepercayaan kepadaku
Saat engkau cerita tentang keluargamu
Mulai dari Ayah dan Bundamu
Hingga Kakak-kakakmu
Namun ternyata aku hanya teman sambat dan senyum
Tak lebih dari itu
Saat aku mengharapkanmu
Dengan perjuangan air mata dan darah ini mengalir
Engkau anggap semua hanya sebatas sahabat
Walaupun engkau mengatakan lebih dari sahabat
Seperti Kakak dan Adik
Namun aku terlanjur jatuh dan luka
Hingga engkau memutuskan
Bahwa aku dan engkau sudah tak ada hubungan
Maka kala itu
Aku mengambil sikap
Ingat! Satu hal, aku akan selalu menjaga komitmen
Komitmen aku tak akan menemuimu lagi
Kepergianku bukan untuk melupakanmu
Namun aku memberi jalan kepadamu
Supaya cerita kita terhapus bersama waktu
Supaya engkau dapat bersanding dengan lelaki yang mampu membuatmu nyaman
Karena jika aku di dekatmu terus
Semua hanya akan menjadi aroma yang semakin luka dan lara
Aku berharap engkau tak perlu sedih
Apalagi mengeluarkan air mata lagi
Seperti saat aku duduk di sampingmu kala itu
Kepergianku di persimpangan jalan
Sebagai caraku menjaga komitmen
Ku biarkan dirimu bersanding dengannya
Supaya engkau bahagia
Biarlah! Cerita kita kan terkenang di hati dan jiwa
Bersama sajak dan puisi
Mendung hitam menyapa hujan
Langit berwarna pekat bertabur air mata
Jika engkau merasa dalam kubangan kesedihan
Izinkan! Namamu ku sebuat di bait do'a
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H