Mohon tunggu...
Khoirul Taqwim
Khoirul Taqwim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Peneliti Tentang Kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Saat Memilih Hari H

11 Juli 2023   12:00 Diperbarui: 11 Juli 2023   12:16 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Tahukah air mata ini mengalir deras
Saat undangan aku terima di antara air sungai dan air mata
Mengalir dari langit awan jiwa
Menuju aliran jiwa yang luka
Engkau memilih hari H
Hari pernikahanmu bersanding dengannya
Engkau sudah kuperjuangkan
Hingga aku hampir mati seketika
Namun semua selaksa matahari dan rembulan
Cinta yang tak tersampaikan
Walaupun udara dan tanah yang sama

Saat memilih hari H
Itulah hari air mata meluncur di awan yang patah hati
Patah hati yang tak tersampaikan tentang rasaku
Angin tolong sampaikan rindu keikhlasan
Kepada dia yang kucinta
Semoga selalu bahagia dengannya
Biarkan segala luka
Menjadi kisah yang tertata rapi di memori kesedihan
Tentang jalan cerita cinta yang tak pernah menuju ke pelaminan

Saat memilih hari H
Engkau memilih bersanding dengannya
Dengarkan! itu adalah: hari perayaan patah hati untukku
Patah hati sampai aku menutup mata di akhir nafasku
Namun kucoba memungut sisa-sisa kebahagiaan
Saat bersamamu dalam naungan suka cita
Karena engkau adalah: lakon
Lakon yang bisa membuat aku tersenyum di langit jiwa
Tetapi engkau juga lakon yang bisa membuat aku putus asa
Hingga menangis dalam pelukan hari raya luka
Sampai detakan nafas berdetak kencang di sanubari jiwa atma

Saat memilih hari H
Engkau dengannya
Hari itu hari perayaan air mata untukku
Aku hanya manusia biasa yang punya hati
Saat hati dalam pelukan luka
Air mata juga tak terasa mengalir di celah-celah jiwa
Ku berharap pilihanmu
Menjadi pilihan terindah
Biarlah pilihanmu menjadikan pelajaran tentang rasa
Bahwa rasa tak selamanya indah
Namun juga tak selamanya
Rasa dalam kubangan kesedihan
Biarkan waktu berjalan
Mengikuti titah yang di garis Ilahi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun