Mohon tunggu...
Khoirul Taqwim
Khoirul Taqwim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Peneliti Tentang Kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kerinduan yang Terdampar

3 Juli 2023   18:38 Diperbarui: 3 Juli 2023   18:40 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Pohon-pohon nampak sunyi

Saat gelap mulai tiba

Suara gemuruh ombak

Semakin jelas terdengar diseberang lautan

Hati masih dalam dekapan hujan

Mengiringi langkah gelap mulai tiba

Saat senja sudah sirna

Matahari sudah kembali tertutup awan tebal


Gelap mulai tiba

Setelah cahaya pergi bersama senja

Meninggalkan sunyi

Memenuhi ruang rinduku kepada semesta

Mengingatkan tentang rasaku

Saat gelap mulai tiba

Karena rasaku juga sirna

Setelah kepergian rindu yang dihantam ombak bertubi-tubi

Hingga aku harus terdampar ditengah-tengah kerinduan yang menggumpal di dada yang sesak

Sampai rasaku sirna ditelan keraguan yang sempurna


Kerinduan yang terdampar

Sebuah kisahku yang penuh laju ombak

Bersahutan antara angin dan udara

Hingga seluruh tubuhku

Hancur lebur bersama gulungan ombak di hati jiwa rasa

Membuat aku terdampar ditengah hati yang sunyi

Semenjak engkau sudah pergi

Menyisakan luka yang sunyi dan sepi


Kerinduan yang terdampar

Masuk direlung hati dan jiwa

Menyingkap tabir tentang semesta

Mencoba memahami keadaan alam

Alam yang terus bersuara gemuruh tak karuan

Karena hati sudah terdampar dalam sunyi dan sepi

Hingga terlelap dalam keheningan malam yang berkabut

Menuju jalan pengasingan tentang kerinduan yang terdampar

Terdampar di samudra hati dan jiwamu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun