Maafkan puisiku
Jika puisiku membuat kau lebih terluka
Jika puisiku membuka air mata baru
Jika puisiku membuat jiwamu semakin lara menganga
Jika puisiku membuat kau lebih dendam kepadaku
Karena aku hanya berjalan di atas aksara yang ku ketik
Aku menulis puisi dituntun oleh mata batinku
Tentang kisah-kisah yang kubangun di jiwa dan nalarku
Tentang rasa sakit dan tertawa
Tentang rasa luka dan bahagia
Tentang rasa putus asa dan semangat jiwa
Demi Allah, aku menulis puisi ini
Bersurat atas nama angin, udara dan tanah
Aku berjalan di atas lembaran-lembaran puisi dan diksi
Bersama para Malaikat yang sedang menuntunku di setiap detak nafasku
Aku hanya mengikuti jalan aksara dan kata
Bahasa dan sastra yang telah ditakdirkan untukku
Sampai di setiap ketukan nafas aksara di bakar di atas kepalaku
Maafkan puisiku
Duhai wanita yang ada di sana
Duhai wanita yang pernah ku ungkapkan cinta untukmu
Bukan maksudku ingin membuka luka dalam lembaran bahasa
Namun ini adalah: pelajaran tentang kisah luka dan bahagia
Menjadi satu atap dan menjadi satu air mata
Menjadi satu hujan dan menjadi satu tanah
Dalam bingkai merajut tentang kisah gelap, pekat di hati dan jiwa
Maafkan puisiku
Jika mengembara di masa silam
Masa yang penuh dengan dendam dan air mata
Hingga aku hancur lebur dengan kisah pilu
Sampai gila dalam pengasingan di ruang yang gelap
Maafkan puisiku
Jika membuat kau luka
Karena tak sedikitpun dalam jiwaku
Ingin membuka luka
Apalagi membuka air mata
Karena aku ingin segala harapan dan bahagiamu
Selalu menyertai di jiwa dan hatimu
Walaupun aku harus terbakar
Menuju kematian yang abadi selama-lamanya
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!