Entahlah di bulan puasa
Selalu ada air mata jatuh di antara tubuh yang letih
Kucoba melangkah dengan tegar di bulan puasa
Namun air mata tetap saja jatuh tak terbendung sudah
Dulu engkau yang mengasuhku
Tanpa hitungan satu debupun di benakmu
Atas kebaikan yang engkau berikan kepadaku
Sungguh di bulan puasa tepat
Engkau telah tiada
Air mataku selalu jatuh di setiap bulan puasa telah tiba
Kenapa harus ada air mata di bulan puasa?
Bulan yang penuh dengan ujian
Bukan ujian lapar dan dahaga yang paling berat kurasakan
Namun ujian saat ditinggal orang yang selalu melindungiku dan menyayangiku
Itulah ujian paling berat yang kurasakan di setiap detak nafas yang menghampiri ruang kesedihanku
Kenapa harus ada air mata jatuh di bulan puasa?
Seperti bulan kesedihan dan kebahagiaan
Menjadi satu warna di setiap bait denyut jantungku berdetak
Kenapa harus ada air mata di bulan puasa?
Kucoba tahan air mata
Supaya tak jatuh
Namun tak terasa air mata mengalir di antara kelopak mataku
Hingga jatuh memenuhi ruang rinduku kepadamu
Duhai Ibuku tercinta
Duhai Ibuku tersayang
Kulantunkan do'a di setiap detak nafasku
Memenuhi ruang rinduku
Kepadamu Ibu yang salalu di hati sanubari jiwaku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H