Ilmu theis yang meyakini keberadaan Tuhan itu ada terus bertarung dengan pemahaman atheis yang menganggap Tuhan itu tidak ada, telah menjadi pemahaman yang terus berpolemik dan saling menguatkan dalil logika dalam pertarungannya.
Pamahaman theis tak jarang menganggap bahwa para atheis itu kumpulan kelompok pemikiran yang sesat, begitu juga pandangan atheis tentang theis itu adalah kelompok yang lemah dalam berpikir.
Dari sinilah kedua kelompok antara theis dengan atheis saling membenarkan diri dalam menafsirkan paradigma sebuah keyakinannya.
Saling menghakimi antara theis dengan atheis merupakan dua wajah paradigma pemikiran yang saling berhadapan antara pemahaman yang satu dengan pemahaman yang lainnya. Sehingga memunculkan saling pembenaran diri, bahwa pemahaman theis itu yang benar, sedangkan pemahaman atheis juga menganggap tentang sebuah kebenaran menganggap diri yang benar.
Dari perbedaan pemahaman theis dengan atheis menjadi sebuah bentuk polemik saling penghakiman Ilmu antara theis dengan atheis.
Kelompok theis dengan atheis saling menguatkan keyakinan masing-masing. Sehingga pembenaran diri dan saling mengokohkan diri dalam menuju jalan sebuah keyakinan pemahaman yang diyakininya.
Penghakiman Ilmu antara theis dengan atheis menjadi jalan sebuah ilmu yang mengalami sebuah perbedaan. Sehingga kedua pemahaman antara theis dengan atheis tidak dapat saling bertemu, tetapi yang ada saling membenarkan diri dalam menyikapi sebuah keyakinan.
Selamat membaca dan terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H