Mohon tunggu...
Khoirul Taqwim
Khoirul Taqwim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Peneliti Tentang Kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pengadilan Ilmu antara Theis dengan Atheis

23 Februari 2023   23:25 Diperbarui: 23 Februari 2023   23:36 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ilmu theis yang meyakini keberadaan Tuhan itu ada terus bertarung dengan pemahaman atheis yang menganggap Tuhan itu tidak ada, telah menjadi pemahaman yang terus berpolemik dan saling menguatkan dalil logika dalam pertarungannya.

Pamahaman theis tak jarang menganggap bahwa para atheis itu kumpulan kelompok pemikiran yang sesat, begitu juga pandangan atheis tentang theis itu adalah kelompok yang lemah dalam berpikir.

Dari sinilah kedua kelompok antara theis dengan atheis saling membenarkan diri dalam menafsirkan paradigma sebuah keyakinannya.

Saling menghakimi antara theis dengan atheis merupakan dua wajah paradigma pemikiran yang saling berhadapan antara pemahaman yang satu dengan pemahaman yang lainnya. Sehingga memunculkan saling pembenaran diri, bahwa pemahaman theis itu yang benar, sedangkan pemahaman atheis juga menganggap tentang sebuah kebenaran menganggap diri yang benar.

Dari perbedaan pemahaman theis dengan atheis menjadi sebuah bentuk polemik saling penghakiman Ilmu antara theis dengan atheis.

Kelompok theis dengan atheis saling menguatkan keyakinan masing-masing. Sehingga pembenaran diri dan saling mengokohkan diri dalam menuju jalan sebuah keyakinan pemahaman yang diyakininya.

Penghakiman Ilmu antara theis dengan atheis menjadi jalan sebuah ilmu yang mengalami sebuah perbedaan. Sehingga kedua pemahaman antara theis dengan atheis tidak dapat saling bertemu, tetapi yang ada saling membenarkan diri dalam menyikapi sebuah keyakinan.

Selamat membaca dan terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun