Mohon tunggu...
Khoirul Taqwim
Khoirul Taqwim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Peneliti Tentang Kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mengumbar Kemesraan

16 Februari 2023   17:47 Diperbarui: 16 Februari 2023   17:49 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Saat aku berjalan menyusuri aspal yang hitam
Tak sengaja mataku melihat ada dua sejoli mengumbar kemesraan
Kala itu aku masih semester dua
Aku juga masih jomblo
Karena tak ada perempuan satupun yang mendekatiku
Lalu kubisikkan dalam hati
Benar-benar keparat anak itu
Mengumbar kemesraan tanpa menyadari
Dia telah membuat para jomblo dilanda sedih
Namun kucoba tuk kuatkan hati
Mungkin dia baru pacaran pertama
Jadi wajar etika sementara dibuang saja
Anggap saja dunia milik mereka berdua
Sungguh terlalu anak itu
Mengumbar kemesraan dihadapan jomblo yang tak laku-laku

Hehe...
Bisikku sambil meringis dan tertawa kecil
Karena hidup itu memang berbeda sebuah jalan
Mereka ada yang jalan mulus mencapai titik perjodohan
Namun ada juga jodoh tak datang-datang
Hingga umur sudah mulai menua
Rambut sudah mulai memutih
Antara satu atau dua rambut
Tetapi tetap saja jodoh terasa jauh
Namun apa di kata
Jika ketemu ahli nasihat
Dengan lantang bicara
Jodoh dan mati itu kehendak Tuhan
Manusia hanya menjalani sebuah nafas kehidupan

Mengumbar kemesraan
Tanpa ada kata koma
Seolah-olah dunia milik mereka
Mungkin saja yang lain
Mereka anggap hanya sebatas ngontrak
Tak lebih dari itu

Mengumbar kemesraan
Biang menjadi malapetaka
Jika tidak dikelola dengan indah
Karena hidup tak selamanya mesra
Walaupun engkau bertahan dengan kemesraan
Jalan terjal sebuah nafas tak ada yang abadi
Begitu juga kemesraan tak ada yang abadi
Semua hanya fatamorgana
Selama kita masih menginjakkan tanah dan menghirup udara senja

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun