Mohon tunggu...
Khoirul Taqwim
Khoirul Taqwim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Peneliti Tentang Kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Karunia Ilahi

31 Oktober 2022   16:36 Diperbarui: 31 Oktober 2022   16:49 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Langkahku tertatih letih

Bersama sang fajar yang membumbung dikepalaku

Kulihat karunia Ilahi masih nampak di udara dan cahaya

Terkadang aku berpikir

Dusta mana yang aku ingkari atas karunia Ilahi

Rasa syukur tak jarang masih menggerutu

Selaksa peluru yang menembus hati nan pilu

Karunia Ilahi

Engkau beri udara yang maha kaya

Engkau beri air yang berlimpah

Air hujan Engkau turunkan

KaruniaMu begitu agung

Hingga pena dan nalarku tak mampu menghitung karuniaMu

Tuhan

Maafkan bila diri masih jauh dari rasa syukur

Engkau beri aku kehidupan yang penuh rahmat

Namun hati terkadang masih menggerutu

Karena hati masih kotor akan rasa dengki dan iri

Maka untuk itu Tuhan

Izinkan aku menghirup karuniaMu

Supaya aku mampu mendapatkan rahmat indahMu

Karunia Ilahi

Begitu agung sampai tak dapat di hitung

Begitu meluap karunia Ilahi

Akan air dan udara yang memenuhi semesta alam

Sungguh karunia Ilahi mempunyai makna kehidupan yang berarti

Hingga nalar dan pikirku tak mampu menghitung besarnya karuniaMu

Tuhan Sang Maha pemilik karunia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun