Aku mengembara dosa
Dari tanah yang tandus di padang pasir
Bersama udara yang mulai kotor
Rumput sudah mengering kerontang
Langit mulai tertutup awan tebal
Seolah-olah memberi arti dalam pengembaraanku
Menjadi dosa yang menganga di lubang hati
Hingga akalku di rasuki nafsu kuasa
Membaur dalam aroma dosa yang bertumpuk di lembaran jiwa yang terususun terserak di langit
Dari malam hingga siang
Dari pagi hingga sore
Aku pengembara dosa
Dosa yang terus tertumpuk di kegelapan hati
Ingin sekali membasuh luka
Bersama air suci
Namun terasa air menjadi beku
Hingga dosaku tak mampu dibasuh
Menumpuk diwajah dan tubuhku
Aku pengembara dosa
Mencari secercah cahaya
Aku berusaha merayuMu
Supaya Engkau Tuhan memaafkanku
Namun besok aku sudah kembali membuat gaduh
Gaduh dalam pengembaraan dosa
Terus merayap sampai dosa menggunung dan tak terukur
Aku pengembara dosa
Aku berupaya berdzikir tuk merayuMu
Supaya Engkau Tuhan melihat bibirku mengagungkanMu
Namun Engkau Sang Maha mengetahui
Akan picik pikirku
Karena Engkau tahu aku sang pengembara dosa
Berusaha merayuMu
Lewat pertaubatanku
Namun pertaubatanku dan dosaku yang terus terulang
Dari waktu kewaktu
Hingga Engkau muak melihat pertaubatan palsuku
Namun aku tetap berusaha
Menjadikan pertaubatanku di akhir nafasku di hari kelak yang Engkau janjikan
Semua bersama untukMu Tuhanku
Dari aku sang pengembara dosa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H