Hujan begitu dingin menembus dinding-dinding pelepah kayu
Kulitku terasa ada air sungai yang mengalir
Saat hujan meraba dari ujung rambut
Hingga menuju ujung kakiku
Aliran air hujan memecah lamunanku
Menuju lamunan sesak nafas yang kaku di ujung tenggorokan
Sudah sejak kemarin nasi tak masuk di tubuhku yang mulai layu
Suara hujan di tengah malam
Membuat gaduh di segala sendi ototku
Terasa otot dan kulit diraba air yang bocor dari atap rumahku
Ingin kutabur hujan di wajah sawah dan ladang
Supaya sawah dan ladang kembali subur seperti sedia kala
Hujan di tengah malam
Suara gemericik selaksa melodi yang menuntun tidur pulasku
Saat malam semakin pekat akan aroma hujan yang semakin menyengat
Udara dipenuhi air hujan yang terus menyerang di segala tubuhku
Karena rumahku sudah mulai bocor atap-atap dan dinding-dinding
Selaksa menjadi aliran sungai yang datang air dari hulu kehilir
Suara hujan di tengah malam
Membuat hatiku gaduh tak menentu
Antara suka cita dan basah
Mewarna di sepanjang wajahku yang diterpa air hujan semakin lebat
Masuk dipintu-pintu rumahku
Terasa ada tamu yang datang mengetuk di segala penjuru pintuku
Suara hujan di tengah malam
Membuat hati antara gaduh dan bahagia
Karena hujan yang telah lama ditunggu
Kini hadir kembali membasahi halaman rumahku yang lama kering kerontang
Namun juga membuat gaduh
Karena rumahku menjadi aliran air dari langit menuju bumi
Hingga rumahku terendam air hujan yang dipenuhi suara gemericik air hujan yang membuat gaduh ini malam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H