Mohon tunggu...
Khoirul Taqwim
Khoirul Taqwim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Peneliti Tentang Kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

September Menunggu Hujan

28 September 2022   03:32 Diperbarui: 28 September 2022   03:34 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto pixabay.com

Hujan sudah lama tak datang

Hujan sudah ditunggu bulan September

Padahal bulan September tinggal hitungan hari sudah pergi

Antara September dengan hujan

Kenapa tak bisa bertemu

September sudah menunggu hujan

Menunggu dari awal bulan sampai September akan berakhir

Hujan juga belum turun

Bumi sudah kering kerontang

Menanti hujan yang tak singgah di bulan September

September menuggu hujan

Bersama udara yang pengat

Bersama tanah-tanah yang mulai cadas

Begitu juga air sungai sudah mulai kering kerontang

Hujan belum menampakkan wajahnya

September menunggu hujan

Bersama bunga yang mulai layu di taman

Bersama pepohonan yang mulai patah

Bersama dedaunan yang mulai berguguran

Namun hujan belum menampakkan wajah senyumnya

Akankah hujan bisa datang di bulan September

Bulan September masih menanti

Sampai ujnung bulan yang mulai berakhir

September menunggu hujan

Bersama panas matahari yang menyengat di sekujur tubuh

Hingga keringat September menetes di tanah-tanah yang kering

Basah dedaunan sudah pergi bersama hujan yang tak kunjung datang

Akankah hujan sampai akhir bulan September tetap tak menampakkan wajahnya

Hujan tetap ditunggu sampai akhir bulan September

Namun belum juga datang

Mungkin hujan sedang tak ingin bertemu bulan September

Mungkin juga hujan lagi merajuk dengan bulan September

Hingga dia tak mau menemui bulan September

Tetapi bulan September masih setia menunggu hujan

Sampai titik akhir bulan

Bulan September tetap setia menunggu hujan datang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun