Mohon tunggu...
Khoirul Taqwim
Khoirul Taqwim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Peneliti Tentang Kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Luka Cinta Bertepuk Sebelah

14 September 2022   09:28 Diperbarui: 14 September 2022   09:40 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto pixabay.com

Kala langit masih menghitam

Luka cinta bertepuk sebelah tiba tak di sangka

Luka sakit yang tak berdarah

Seumur hidup lamanya

Tuk melupakan kisah cinta bertepuk sebelah

Gerimis air mata akan mengiringi sebuah langkah

Gerimis air mata yang tak ada kesudahan

Bumi terasa sempit

Kemana-mana jalan hati terasa sesak dan sakit

Membuat makan tak enak

Membuat minum terasa empedu

Langit terasa sesak tanpa hujan

Udara tercemar susah untuk bernafas

Sungguh luka cinta bertepuk sebelah

Membuat kehidupan suram membeku nanah di jiwa atma

Luka cinta bertepuk sebelah

Membuat hati rasa sakit menusuk di relung jiwa

Membuat hati pedih terasa kerja paksa

Membuat hati perih menyayat di seluruh tubuh-tubuh yang kering

Membuat hati duka cita seumur hidup akan teringat kisah sebuah luka yang membakar di seluruh ruh dan jiwa

Membuat rasa hati terbakar sembilu

Menjadi abu di rasa dada yang terdalam

Membuat bara api di hati rasa

Hingga masuk di mata batin yang menyakitkan

Sampailah waktu luka cinta bertepuk sebelah

Menjadi api yang membara dan membakar di seluruh ruh nalar api raksasa

Luka cinta bertepuk sebelah

Sungguh kisah yang memilukan sebuah hati

Perjuangan tentang cinta terasa menjadi bola api

Hingga membakar di seluruh jiwa atma

Sampai waktu yang terus berjalan

Menuju waktu terakhir menutup mata

Luka cinta bertepuk sebelah

Membuat dinding-dinding rapuh

Kehidupan terasa sepi dan sunyi

Hingga yang ada luka memar di seluruh jiwa atma

Hingga rasa sabar dan ikhlas

Menjadi jawaban tentang luka cinta bertepuk sebelah

Tuk membenamkan segala rasa sakit tanpa ada ujung tak berkesudahan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun