Mohon tunggu...
Khoirul Taqwim
Khoirul Taqwim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Peneliti Tentang Kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jangan Cari Lagi

12 September 2022   15:00 Diperbarui: 12 September 2022   15:14 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kupergi membawa luka

Luka yang memerah di hati sanubari

Selaksa api membara di segala penjuru atma

Ingin kupergi jauh dari arah pandanganmu

Biar kutup luka

Kan kubawa bersama hujan yang terus mengguyur di tanah-tanah yang gersang

Hingga luka tertutup akan sebuah makna tentang sebuah kisah yang penuh lara

Jangan cari lagi

Aku pergi membawa segenggam arah luka

Kan kubawa luka menyayat di setiap nafas

Hingga membakar seluruh tubuh-tubuh yang segar

Karena luka hati begitu membara dalam jiwa atma

Biarlah kupergi

Jangan pernah engkau cari

Karena kepergianku menempuh sebuah arti

Arti tentang luka tuk dibasuh bersama air hujan

Hingga membasahi disegala penjuru jiwa-jiwa yang kering

Kepergianku

Membawa luka yang membakar seluruh jiwa

Jangan pernah engkau cari tentang kepergianku

Bersama hujan yang lebat

Bersama langkah kaki dan nafasku

Kuterus pergi membawa luka yang membakar di seluruh jiwa kering

Hingga seluruh tubuh segar terbakar membara

Terbakar api yang mengguyur di seluruh penjuru jiwa atma

Kepergianku

Jangan pernah engkau cari

Karena kepergianku mencari makna

Tentang makna luka yang tak terobati

Luka yang engkau tanam dalam jiwa

Namun engkau mendustai

Sungguh kepergianku

Memenuhi hasrat nalar dan pikiranku

Supaya pikiran dan nalarku

Terus menembus arah yang tak pasti

 

Kepergianku

Jangan pernah engkau cari

Bersama bayangan yang tak menentu

Karena kepergianku

Mencari secercah cahaya 

Tentang pengobatan sebuah luka

Luka di hati jiwa atma

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun