Mohon tunggu...
Khoirul Taqwim
Khoirul Taqwim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Peneliti Tentang Kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Darah dan Air Mata

30 Agustus 2022   05:19 Diperbarui: 30 Agustus 2022   05:20 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjuangan menuju kemerdekaan

Bukan perjuangan membalikkan tangan

Darah tumpah di tubuh-tubuh yang segar

Air mata tumpah di sungai-sungai harapan

Membuat darah dan air mata menjadi satu warna

Menuju genggaman masa depan arah

Menuju kemerdekaan sejati

 

Darah dan air mata

Menjadi titik perjuangan yang menguras energi rasa

Penuh dengan pengorbanan seorang pejuang

Sungguh darah dan air mata

Mewarna di setiap jantung-jantung yang bergerak

Seakan-akan pergerakan darah dan air mata

Selaksa kumpulan gunung es yang meleleh menuju aliran sungai kehidupan

 

Darah dan air mata

Bagian dari sebuah perjuangan yang terus mengalir

Menggenangi di setiap wajah dan tubuh-tubuh yang segar

Perjuangan melawan segala tirani

Tak lepas dari darah dan air mata

Terus mengalir di jiwa raga atma

Semua terlukis dalam senandung irama sebuah perjuangan

 

Darah dan air mata

Mengalir deras di pintu-pintu langit perjuangan

Darah menembus di setiap aliran peerjuangan

Air mata mengiring langkah yang terus melaju

Antara darah dan air mata menjadi satu warna dalam sebuah bentuk perjuangan

Membutuhkan keberanian yang terus melaju

Menuju arah yang terus melaju ke titik kemenangan

 

Darah dan air mata

Tumpah ruah 

Saat peluru-peluru melaju menuju tubuh-tubuh yang segar

Aliran darah dan air mata

Mengalir selaksa air sungai dari hulu ke hilir

Hingga bermuara menuju kemerdekaan sejati

Kemerdekaan yang terus diperjuangkan di setiap laku nafas kehidupan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun