Mohon tunggu...
Khoirul Taqwim
Khoirul Taqwim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Peneliti Tentang Kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Semakin Bergantung dengan Listrik

28 Agustus 2022   08:00 Diperbarui: 28 Agustus 2022   07:59 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Listrik dengan harga yang mulai merangkak naik

Kita tak punya pilihan untuk menolak keadaan

Selaksa kita tak mungkin menolak akan beras

Sebagai kebutuhan pokok

Begitu juga listrik yang semakin mencekik dan menjerit

Mengadu kepada siapa kalau listrik semakin mahal dan tak tertanggulangi keadaannya

Semakin bergantung dengan listrik

Kebergantungan akan sebuah keadaan

Listrik dengan tagihan berapapun

Pastinya wajib dibayar

Kalau tak terbayar

Pastilah rumah kita tak ada listrik

Karena lisrik akan dipadamkan

Sungguh ironis kita sudah bergantung kebutuhan adanya listrik

Keadaan yang tak mungkin ditolak

Sebab listrik sudah menjadi bagian dari nafas dan wajah kehidupan

Semakin bergantung dengan listrik

Kita dipaksa atau terpaksa bergantung kebutuhan dengan listrik

Jika kita tak mampu membayar sama saja kita mau hidup dalam kegelapan tanpa penerangan

Terasa hidup bersama listrik

Kita diajak menelusuri kebutuhan yang semakin bertambah dan membengkak

Dengan adanya listrik

Kita tak sanggup menolak keadaan

Sungguh listrik selaksa jiwa-jiwa yang menggurita dalam kehidupan

Kita dipaksa atau terpaksa hidup bersama aliran listrik

Jika tak ada listrik keadaan semakin kacau tanpa penerangan

Kita tidak bisa melawan kehendak kemajuan listrik

Pada awalnya lisrik bukan kebutuhan pokok

Namun kini sudah menjelma menjadi kebutuhan pokok yang menjadi kebutuhan rutinitas kehidupan

Semakin bergantung dengan listrik

Hidup tak ada listrik sama saja membuat hati dan pikiran kita kacau balau

Coba bayangkan kalau tak ada listrik

Penerangan saat malam akan padam

Begitu juga mesin-mesin di dalam kehidupan tak dapat dihidupkan

Jika mesin-mesin membutuhkan energi listrik

Sungguh kelam jika listrik dipadamkan

Maka walaupun listrik dengan harga tinggi

Listrik tetap dibayar

Kalau tak dibayar akan padam listrik yang ada di rumah dan jalan

Maka listrik sudah menjelma menjadi bahan pokok

Bagi kita dalam menjalankan nafas kehidupan yang terus berputar

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun