Mohon tunggu...
Khoirul Taqwim
Khoirul Taqwim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Peneliti Tentang Kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Air Mata Batu

27 Agustus 2022   06:07 Diperbarui: 27 Agustus 2022   06:13 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Batu betebaran di angkasa raya

Selaksa anai-anai beterbangan

Tak ada kata yang di ucap

Selain memandang air mata batu yang jatuh dari langit

Air mata batu

Memberi isyarat tentang alam yang harus di jaga

Namun alam sudah murka

Hingga batu beterbangan terbawa hempasan letusan gunung

Terbawa longsoran dari langit

Hingga jatuh menimpa tanah-tanah yang gersang

Air mata batu

Ungkapan hati alam

Bahwa alam bisa saja berubah arah

Dari keadaan baik-baik

Namun seketika menjadi keadaan yang kurang baik

Sesuai arah perjalanan alam yang penuh dengan batu terjal

Air mata batu

Memberi isyarat kepada makhluk yang bernyawa

Menjaga alam merupakan keharusan

Jangan sampai tangisan batu

Menjadi murka hingga membinasakan makhluk yang bernyawa

Antara batu dengan makhluk yang bernyawa

Sebuah paduan antara dua alam

Alam hidup dengan alam benda

Keduanya sudah semestinya berjalan sesuai arah dan waktu

Air mata batu

Mengalir di aliran sungai

Mengalir di celah-celah semesta alam

Memberi isyarat keseimbangan alam perlu di jaga

Maka makhluk hidup sudah semestinya menjaga alam dengan penuh kasih sayang

Menjaga alam bagian dari cara menyatukan antara hati dengan keadaan

Air mata batu

Mengalir deras di sungai-sungai kehidupan

Mencari makna tentang keadaan

Sudah semestinya air mata batu

Jangan sampai tumpah ruah

Hingga menghancurkan segala yang ada

Maka berdamailah dengan alam

Sebagai cara menghargai keadaan semesta raya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun