Mohon tunggu...
Khoirul Taqwim
Khoirul Taqwim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Peneliti Tentang Kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dzikir Hati

24 Agustus 2022   00:56 Diperbarui: 24 Agustus 2022   00:58 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kala sepertiga malam

Lelaki berkopyah hitam

Masih nampak dzikir berucap di hati

Dia ingin membersihkan hati yang tak jarang di kotori

Dari rasa dengki, rasa iri, rasa gundah dan rasa yang tak mengenakkan hati

Dia perlahan-lahan menyebut asma Ilahi

Tak lupa melantunkan do'a-do'a lewat mengetuk pintu langit

Dzikir hati

Membersihkan segala bentuk rasa dengki

Membersihkan segala bentuk rasa iri

Membersihkan segala bentu rasa kesedihan

Membersihkan segala bentuk rasa kegundahan

Membersihkan segala bentuk rasa kegelisahan

Membersihkan segala bentuk yang mengotor hati

Sungguh dzikir hati

Sebuah rasa mendekatkan diri kepada Ilahi

Dia Sang maha pemilik segala ketetapan

Dzikir hati

Terus dilantukan dalam hati jiwa atma

Lelaki berkopyah hitam terus berupaya membersihkan segala kotoran di hati

Dia tak lupa memanjatkan puja-puji syukur kepada Ilahi

Dia sang maha berkehendak

Dzikir hati

Lelaki berkopyah hitam

Nampak masih berdsikir menembus pekat di sepertiga malam

Bersama sajadah terhampar

Nampak kesungguhan lelaki berkopyah hitam

Terus melakukan dzikir hati

Supaya hati selalu bersih di setiap waktu

Sungguh dzikir hati penuh dengan kesungguhan

Mengharapkan segala ampunan dari Ilahi

Selama nafas dalam menjalani kehidupan di semesta raya

Dzikir hati

Terus dilantunkan di segenap jiwa atma

Lelaki berkopyah hitam tanpa lelah

Terus berusaha dzikir hati

Dari sepertiga malam hingga menuju waktu subuh

Dia nampak melakukan dzikir hati

Dengan penuh kerendahan hati dan penuh dengan ketulusan jiwa atma

Dari hati lubuk hati yang tulus lelaki berkopyah hitam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun