Mohon tunggu...
Khoirul Taqwim
Khoirul Taqwim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Peneliti Tentang Kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kucing Protes di Pengadilan

21 Agustus 2022   12:07 Diperbarui: 21 Agustus 2022   12:09 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto pixabay.com

Kucing protes di pengadilan

Dia menggugat tanpa ada pengacara

Dia memberikan deretan bukti terjadi penganiayaan

Minggu sore telah terjadi kebiri kepada dirinya

Maka dia minta pengadilan memberikan hukuman bagi mereka yang sewenang-wenang melakukan tindak kebiri yang menyakitkan

Seluruh lembaga pengadilan di kota menolak aduan dari kucing

Karena menganggap kucing hanya hewan

Tak punya hak untuk bersuara

Lalu kucing nampak mencakar pintu pengadilan

Bahwa dia protes

Kenapa pengadilan tidak memberikan hak untuk bersuara?

Kenapa pengadilan tak memberi hak untuk protes?

Kucing protes di kebiri

Dia merasa tidak bersalah

Mereka telah melakukan tindakan kriminal

Membuat luka kebiri

Namun pengadilan tetap tidak memberi hak

Karena kucing hanya hewan tak perlu ada pengadilan

Maka protes kucing dimana-mana

Dia merasa punya hak hidup seperti manusia

Keadaan semakin kacau balau

Gaduh seluruh kehidupan kota

Kucing melakukan aksi protes

Karena merasa kebiri perbuatan yang melanggar hak azazi hidup kucing

Namun pengadilan tidak pernah mengabulkan

Gugatan dan laporan dari kucing

Karena menganggap kucing hanya hewan

Tak punya hak untuk bersuara

Lalu kucing dengan rendah hati berkata dari hati ke hati

Manusia jika engkau yang di kebiri

Bagaimana perasaanmu?

Bagaimana rasa luka hati dan tubuhmu?

Bagaimana engkau menyikapi jika engkau yang di kebiri?

Kucing bicara dari ke hati kepada manusia yang telah mengebiri tanpa belas kasihan

Dengan dalih kucing membuat gaduh kehidupan kota

Kucing bersuara dengan rendah hati dari hati ke hati manusia "sebagai khalifah bumi"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun