Mohon tunggu...
Khoirul Taqwim
Khoirul Taqwim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Peneliti Tentang Kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Para Pejuang Kemerdekaan

18 Agustus 2022   06:04 Diperbarui: 18 Agustus 2022   06:14 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam berkabut

Sepanjang jalan terlihat porak poranda menjadi abu dan terpanggang

Api pertempuran membakar segala kehidupan

Nampak anak-anak tanpa bapak

Nampak para Ibu mencari anak-anak yang di lalap kobaran api pertempuran

Sementara para pejuang kemerdekaan

Berupaya sekuat tenaga merebut kota dan desa yang sudah di kuasai para kolonial

Perang tujuh hari tujuh malam di kota dan desa

Perang yang memakan korban-korban tak berdosa

Sungguh perang tak dapat dihindarkan di bumi para pejuang kemerdekaan

 

Malam menmbus udara bau anyir

Darah dan air mata tumpah di segala penjuru arah

Nampak sungai-sungai berwarna merah darah

Pertempuran penuh dengan tragedi kemanusiaan

Antara nyawa dengan kematian berjarak sejengkal

Peluru dan mortir menghantam dinding-dinding kehidupan

Sungguh perang ini malam penuh haru pilu keadaan

 

Para pejuang kemerdekaan

Terus melakukan perlawanan

Para kolonial semakin terpatahkan semangat juangnya

Karena pejuang kemerdekaan tak gentar menghadapi keadaan

Sungguh para kolonial di buat kalang kabut dalam pertempuran yang membumi hanguskan kota dan desa

Perang yang penuh ambisi kemenangan dari para kolonial

Tetapi  para pejuang kemerdekaan tak begitu saja menyerahkan tanah air dan udara

Hingga para kolonial di pukul mundur di perbatasan kota dan desa

Sampai para kolonial angkat kaki dari negeri yang merdeka

 

Para pejuang kemerdekaan

Tak gentar menghadapi keadaan

Darah dan air mata berceceran di negeri darah juang

Penuh dengan aura semangat tempur mempertahankan kemerdekaan

Merebut kembali negeri yang lama terjajah oleh para kolonial

Biar darah mengalir di tubuh-tubuh darah juang kemerdekaan

Biar raga dan nyawa hancur lebur di terjang mortir beterbangan

Biar senapan memuntahkan peluru tak karuan

Para pejuang kemerdekaan terus memukul mundur para kolonial

Hingga menuju kemerdekaan negara dan bangsa seutuhnya

Sesuai dengan kehendak cita-cita kehidupan berbangsa dan bernegara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun