Mohon tunggu...
Khoirul Taqwim
Khoirul Taqwim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Peneliti Tentang Kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Malam Kemerdekaan

16 Agustus 2022   16:22 Diperbarui: 16 Agustus 2022   16:30 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam kemerdekaan tiba

Kolonial tidak mau memasrahkan begitu saja kemerdekaan

Kepada negeri yang merdeka

Dia tetap bersikukuh

Negeri yang subur harus tetap dalam genggaman kekuasaanya

Apapun yang terjadi tanah jajahan tidak boleh merdeka

Kolonial tetap bersikukuh tentang tanah jajahan

Tidak boleh merdeka begitu saja

Maka jalan kekerasan adalah: pilihan bangsa kolonial

Tak peduli berapa jumlah tumpah darah dan air mata di negeri jajahan

Mereka akan tetap berjuang mempertahankannya

Malam kemerdekaan

Antara pemuda kolonial dengan pemuda yang ingin merdeka saling berhadapan

Merenggut nyawa tak terelakkan

Tanah terbakar dari ujung desa sampai ujung kota menjadi abu

Semangat saling tumpah darah antara kolonial dengan pemuda yang ingin merdeka tak terelakkan

Menghilangkan nyawa bagian dari sebuah bentuk perjuangan

Sungguh tragedi kemanusiaan tak terelakkan

Antara pemuda kolonial dengan pemuda yang ingin merdeka berhadapan

Saling menghantam satu sama lain

Pecahlah perang nyawa hilang selaksa anai-anai beterbangan

Dua kekuatan di malam kemerdekaan yang saling berhadapan di medan pertempuran

Malam kemerdekaan

Para pemuda yang ingin merdeka

Tetap melakukan perlawanan tanpa lelah

Sampai nyawa harus sirna di telan ganasnya granat dan mortir beterbangan

Pecahlah perang ini malam kemerdekaan

Antara pemuda kolonial dengan pemuda yang ingin merdeka saling berhadapan

Memperubutkan tanah kekuasan

Memperebutkan air dan udara di tanah yang subur makmur

Namun ini malam

Udara bau anyir menyengat

Air menjadi berwarna darah mengalir di sungai-sungai kematian

Malam kemerdekaan

Pecahlah perang antara pemuda kolonial dengan pemuda yang ingin merdeka

Nampak mereka saling melepas sangkur dan senapan

Saling menghilangkan nyawa tak terelakkan

Semua berebut kekuasaan di tanah yang subur makmur

Antara pemuda kolonial dengan pemuda yang ingin merdeka

Terus berjuang sesuai keyakinan dua kubu yang saling berhadapan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun