Keberadaan siswa mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi dibutuhkan sebuah formula dari pihak penyelenggara pendidikan, jangan sampai pendidikan yang diharapkan menjadi suasana kebatinan yang sehat, tetapi malah menjadi sumber derita bagi siswa, khususnya bagi siswa yang mengalami kegagalan ujian.
Seperti kabar tentang kejadian seorang siswa di negara Mesir yang melakukan bunuh diri lantaran mengalami kegagalan ujian kelulusan tingkat SMA, Maka berangkat dari sinilah dibutuhkan perhatian khusus dari dunia pendidikan dalam menyikapi siswa bunuh diri dikarenakan mengalami kegagalan ujian.
Peristiwa atas kejadian di negara Mesir ada seorang siswa dengan usia sekitar 20 tahun yang melakukan bunuh diri lantaran mengalami kegagalan ujian dua kali berturut-turut di tingkat SMA.
Maka dari peristiwa inilah eksistensi pendidikan segera melakukan pendekatan yang cerdas di saat melihat ada siswa yang telah mengalami kegagalan dalam melaksanakan ujian, supaya kejadian bunuh diri bagi siswa yang mengalami kegagalan ujian tidak terjadi lagi.
Keberadaan dunia pendidikan dalam menyikapi perilaku siswa yang mengalami kegagalan ujian di butuhkan penanganan khusus yang dilakukan oleh seorang guru sebagai tenaga pendidik dalam membimbing dan juga mengarahkan siswa yang tidak lulus dalam ujian dengan tujuan, supaya siswa yang mengalami kegagalan ujian untuk terus semangat dalam melakukan kegiatan belajar dan tidak mengalami beban mental yang berlebihan.
Guru sebagai tenaga pendidik mempunyai tanggung jawab untuk mengupayakan siswa yang mengalami kegagalan ujian memulihkan mental dan trauma, supaya siswa yang mengalami kegagalan ujian jangan sampai putus asa, apalagi melakukan tindakan destruktif yang merugikan diri sendiri.
Maka berangkat dari sinilah peran pendidik untuk mendampingi siswa yang mengalami kegagalan ujian, tentunya sangat diperlukan dengan tujuan menjaga mental siswa yang mengalami kegagalan dalam ujian, supaya tetap tenang dan kondusif.
Pendidikan merupakan pondasi membentuk karakter siswa yang lebih cerdas, tidak sebatas masalah angka dan nilai belaka, tetapi pendidikan mempunyai peran penting membangun akhlak siswa. Sehingga siswa yang mengalami kegagalan dalam ujian tidak gampang putus asa, apalagi melakukan tindakan bunuh diri.
Peristiwa siswa dari negara Mesir yang melakukan bunuh diri gara-gara mengalami kegagalan ujian dapat dijadikan pelajaran, bahwa seorang siswa yang mengalami kegagalan ujian diperlukan perhatian khusus, supaya mental dan akhlak siswa yang mengalami kegagalan ujian tidak down dan tidak melakukan tindakan destruktif yang merugikan diri sendiri.
Para pendidik perlu menyikapi dari siswa yang mengalami kegagalan ujian dengan cara-cara yang positif melalui berusaha mengidentifikasi serta menetapkan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan sesuai tuntutan dari perubahan zaman. Sehingga kalau ada siswa yang mengalami kegagalan ujian tetap terjaga mental dan akhlak yang terpuji.
Guru sebagai pendidik berupaya mempertimbangkan dan memilih sistem belajar mengajar yang tepat untuk mencapai sasaran yang akurat. Sehingga apabila ada siswa yang mengalami kegagalan ujian dapat segera belajar kembali secara kondusif dengan tujuan di ujian berikutnya mampu lulus dengan lancar dan sukses.
Sudah semestinya para pendidik saat memilih dalam menetapkan prosedur, metode dan tehnik belajar mengajar secara sehat. Sehingga siswa dapat menerima pelajaran dari para pendidik dengan baik dan tepat.
Maka berangkat dari sinilah peran para pendidik dibutuhkan dalam memberikan pelajaran kepada para siswa dengan jalan komunikasi yang baik dan dapat di cerna para siswa dengan lancar.
Para pendidik untuk terus berusaha semaksimal mungkin menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar keberhasilan dalam mengajar. Sehingga saat memberikan pengajaran kepada para siswa dapat mengukur seberapa keberhasilan dalam memberikan pelajaran kepada siswanya.
Seorang pendidik terus menerus berupaya melakukan sebuah evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar dan seorang pendidik terus menerus mengevaluasi para anak didiknya, supaya saat evaluasi bila mengetahui ada anak didiknya yang mengalami kegagalan dalam ujian tidak melakukan tindakan destruktif yang merugikan diri sendiri, apalagi melakukan perbuatan bunuh diri.
Maka dunia pendidikan yang di motori para pendidik mempunyai tanggung jawab untuk terus berupaya melakukan penyadaran kepada anak didik yang mengalami kegagalan ujian, supaya anak didik yang mengalami kegagalan ujian tidak mengalami trauma dan beban mental yang berlebihan.
Berangkat dari sinilah sorang pendidik untuk melakukan upaya terus menerus dalam memberikan motivasi kepada anak didik dengan tujuan supaya anak didik yang mengalami kegagalan ujian untuk terus belajar pantang menyerah dalam menghadapi ujian berikutnya. Sehingga anak didik dapat lulus di ujian yang akan datang secara baik dan tepat sasaran
.
Maka yang dibutuhkan para pendidik yaitu: memberikan motivasi kepada siswa yang mengalami kegagalan ujian, memberikan kesiapan belajar kepada siswa yang mengalami kegagalan ujian, berusaha menenangkan hati siswa dari sifat amarah di saat mengalami kegagalan ujian, menciptakan keharmonisan antara pendidik dengan anak didik. Serta memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kegagalan dalam ujian. Sehingga di ujian berikutnya siswa dapat lulus sesuai dengan harapan siswa tersebut.
Sekian artikel singkat dari saya dan terima kasih sudah membaca artikel saya. Salam semangat selalu dan jangan mudah putus asa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H